Ancaman para Bandar Narkoba di Indonesia sangat luar biasa. Ada sekitar 250 ton Narkoba jenis sabu asal China yang masuk ke Indonesia, Berdasarkan data dari National Narcotics Control Commission of China. Sedangkan jumlah sabu yang diamankan oleh Badan Narkoba Nasional (BNN) dan Polri, yakni berjumlah 1,3 ton sabu dan 1,2 juta pil ekstasi. Korban tewas mencapai 4 juta jiwa.
Perburuan bandar narkoba belakangan ini terbilang masif.Bahkan dikutip dari Viva, Buwas sampai menyatakan bahwa “Bandar narkoba halal darahnya untuk bangsa dan negara ini,” Jumat, 6 Oktober 2017.
Setidaknya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia. Selain itu, berdasarkan riset Universitas Indonesia, jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai empat juta jiwa atau setara 2,2 % dari total penduduk Indonesia yang berusia 10 hingga 59 tahun. Prediksi BNN, setiap tahun para pengguna narkoba di Indonesia menghabiskan Rp72 triliun. Uang ini seharusnya bisa dipakai belanja barang kebutuhan pokok yang dapat menggerakkan roda perekonomian maupun membeli berbagai keperluan pendidikan. Sayangnya malah lari ke jaringan narkoba China.
Besarnya jumlah penduduk, luasnya wilayah Indonesia menjadi sebagai daya tarik tersendiri bagi para pengedar narkoba. Indonesia harus segera keluar dari kondisi darurat narkoba yang sangat mengkhawatirkan bahkan lebih berbahaya daripada teroris. Narkoba bisa membuat rusak generasi bangsa dan kehancuran negara serta bangsa itu sendiri.
Dikutip dari Harian terbit Kepala BNN, Budi Waseso (Buwas) menyatakan perkembangan Narkoba di Indonesia juga sangatlah memprihatinkan.
“Kalau beberapa waktu lalu kita sempat menangkap satu ton nakotika jenis shabu yang didatangkan dari China, itu belum ada apa-apanya. Karena satu bulan sebelum Ramadhan kita kecolongan Sabu masuk ke Indonesia. Ini yang tertangkap, yang lolos lebih banyak. Penangkapan satu ton Narkoba itu menyelamatkan lima juta generasi muda bangsa Indonesia,” ucapnya.
“Pada 2016 sabu yang masuk ke Indonesia 250 ton, precursor bahan Narkoba dan obat-obatan untuk 1.097,6 ton dan tidak satu gram pun keluar dari Indonesia,” terang dia.
“Di Indonesia semua jenis ada. Bahkan ada 800 jenis baru cepat atau lambat akan masuk ke Indonesia,” ungkapnya.
Buwas juga mengungkapkan desain perang candu sedang dimasukkan ke Indonesia. Menurutnya, apapun pembangunan di Indonesia akan sia sia bila penanganan narkoba tidak berhasil.
Berdasarkan data BNN, hingga Juli 2017 tercatat sebanyak 801 kasus narkoba dengan 1.217 tersangka (Warga Negara Indonesia) dan 21 tersangka (Warga Negara Asing).
Pada periode yang sama sebanyak Rp57,5 miliar aset disita dari 216 tersangka narkoba. Barang bukti yang berhasil dimanakan antara lain shabu seberat 236,3 kg, ganja 61,363 kg, serta pil ekstasi sebanyak 108.800 butir dan beberapa jenis narkoba lainya. Ini melibatkan sindikat jaringan narkoba internasional.
Setidaknya per bulan BNN dapat mengamankan sedikitnya 100 kilogram narkoba dari sejumlah wilayah Indonesia. “Kami menyelamatkan 50 ribu orang setiap bulannya,” kata Buwas.
Namun demikian, dari kacamata HAM, apa yang kini dilakukan BNN dan pemerintah ditengarai mempertontonkan praktik tidak manusiawi.
Bagaimana tidak, hanya dalam kurun waktu delapan bulan saja di tahun 2017, Januari-Agustus, ada 76 orang yang ditembak mati tanpa peradilan saat pengusutan kasus narkoba.
Dari jumlah itu, sebanyak 11 orang di antaranya merupakan warga negara asing, yakni dari China, Hongkong, Malaysia, Taiwan, Nigeria dan Afrika Selatan.
Buwas mengatakan pemasok barang haram tersebut berasal dari luar, seperti China. Saat diminta negaranya bertangungjawab, malah tidak peduli dan terkesan menyalahkan Indonesia.
Bandar besar sengaja menyisihkan 10 persen dana mereka untuk mendanai regenerasi pangsa pasar. Sasaran mereka anak-anak pelajar mulai TK-SMA dengan mengemas berbagi bentuk mulai permen sampai kue jajanan, membaginya pun gratis hingga ketergantungan lalu membeli.
“Berdasarkan data BNN 2016, per harinya orang meninggal gara-gara narkotika mencapai 50 orang. Itu yang dilaporkan, dan tidak dilaporkan banyak, padahal ada yang overdosis dan sakit. Indonesia jenis narkoba apa saja ditelan”
“Setelah PCC, narkoba jenis Flaka juga telah beredar di Indonesia. Saya tahu banyak bandar dari Papua sampai Aceh sehingga diperlukan semua pihak memerangi narkotika termasuk TNI,”