Caleg PDIP Sebar Hoax Soal PKS

Ngelmu.co – Jika sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni (Toni) menyebarkan hoax berupa poster Calon Anggota DPR RI, Dapil Banyumas Cilacap, yakni H. Bambang Sutopo dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah di-edit oleh pihak tak bertanggung jawab. Kini giliran mantan Kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal purnawirawan Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N yang melemparkan fitnah terhadap PKS.

Mulanya, Anton yang merupakan Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk kota Tasikmalaya ini membagikan ulang postingan yang sebelumnya diunggah oleh Agus Rudianto. Agus sendiri sempat maju dalam Pilkada Kota Salatiga tahun 2017, dan saat itu ia juga diusung oleh partai berlambang Banteng tersebut.

“Baru kali ini beristri banyak dijadikan alat kampanye…maaf kok agak……ya…? hehehehehehe…,” tulis Agus pada akun Facebook-nya yang kini sudah ia hapus.

Tak lama kemudian, giliran Anton yang menyebarkan hoax tersebut di media sosial serupa. Dengan menuliskan, “Program super Unik dari 02…,sbg Programnya lelaki Macho, Agamis dan Berakal Sehat….Hurip Waras !!!.., yg katanya merupakan Partai pavoritnya para Emak2…,” jelas Anton di postingannya tersebut.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Lempar Pertanyaan ke PKS, Sekjen PSI Justru Dianggap Penyebar Hoax oleh Warganet
[/su_box]

Menanggapi fitnah keji itu, H. Indra Kusumah, S.PSI., M.Si yang merupakan Caleg DPR-RI dari PKS periode 2019-2024 pun angkat bicara. Ia menegaskan jika unggahan serta tulisan yang disebarluaskan oleh Agus dan Anton adalah hoax, fitnah.

Indra sudah meng-capture lebih dulu postingan Agus yang saat ini sudah dihapus. Begitupun dengan postingan Anton yang hingga detik ini masih bertengger di media sosial, sudah diamankan oleh Indra sebagai bukti.

“Assalamualaikum wr wb.

Kang Anton Charliyan & Kang Agus Rudianto, Saya Indra Kusumah dari PKS. Saya menegaskan dan menginformasikan bahwa grafis yang di-posting oleh Kang Agus Rudianto dan di-share oleh Kang Anton Charliyan dengan men-tag banyak orang, itu adalah HOAX. Grafis itu bukan dari PKS, tapi dari produsen hoax yang mencatut akun-akun resmi PKS serta edit foto aktivitas flashmob PKS dengan memberi caption yang bukan berasal dari PKS, sehingga itu adalah FITNAH dan HOAX.

Kang Anton Charliyan & Kang Agus Rudianto, akang berdua adalah orang yang saya hormati sebagai senior Saya di SMA, apalagi Kang Anton Charliyan sebagai sesama saudara di Pramuka. Dengan ini Saya meminta agar segera menghapus postingan akang karena itu masuk kategori penyebaran HOAX.

Kang Anton Charliyan sebagai seorang Doktor dan Irjen Polisi (Purn) pasti mengetahui konsekuensi hukum bagi produsen dan penyebar HOAX.
Jika dalam waktu 2×24 jam postingan Akang berdua tidak dihapus, maka Saya mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan partai terkait langkah hukum yang akan kami ambil terhadap orang-orang yang menyebarkan HOAX tentang PKS. Saya harap hal itu tidak perlu terjadi.

Saya dan Kang Anton Charliyan saat ini sama-sama caleg DPR RI meski beda partai dan dapil. Namun Saya mengajak untuk berkampanye fair nan elegan dengan mengutamakan kontestasi ide dan gagasan serta adu kreatifitas dalam merebut hati rakyat. Bukan dengan menyebar FITNAH dan HOAX.

Hatur nuhun,

Indra Kusumah

Usai Indra mengklarifikasi hal tersebut, warganet pun mengkritik perilaku Anton yang dengan mudahnya menyebarkan hoax, tanpa mencaritahu kebenaran berita yang ia sebarkan terlebih dulu. Bahkan, sebagian dari mereka ingin Anton dilaporkan ke pihak berwajib, karena sudah menyebarkan berita tidak benar.

Aptina Rakhman: Yang postingnya udah dihapus kok yang ini masih nggak punya malu nyebar hoax? Hemm…
Ramdani Sa’adillah: Kang Anton nyebar hoax… Laporkan!!!
Ariel Hazril Gursida: Jenderal polisi kok nyebar Hoax? Diciduk ga ya?
Lili Setiawan: Yah teriak hoax malah nyebar hoax
Enjang Anwar Sanusi: Duh kok purnawirawan inspektur jenderal polisi menyebarkan hoax sih kang?

Berikut foto asli yang editannya sudah dibagikan oleh Agus dan Anton:

Syukurnya masyarakat sudah jauh lebih pintar membedakan mana yang fakta dan mana yang hoax.

Tetapi permasalahannya, kalau masih jadi Caleg saja sudah menyebarkan fitnah, bagaimana jika sosok-sosok tersebut benar-benar duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat?