Ngelmu.co, BREBES – Sudirman Said yang maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah menceritakan keprihatinan demi keprihatinan keluarganya dimasa kanak-kanaknya di hadapan puluhan keluarga besar Bani Said Suwitoharsono yang hadir dalam rangka ramah tamah keluarga di Desa Tegalglagah, Bulakamba, Brebes, Sabtu (10/2/2018).
“Saat itu, saya berusia 9 tahun dan Bapak Said , Mbahe kowen kabeh meninggal. Kami 7 bersaudara dan Ibu (Tarnyu) di Slatri mengalami puncak-puncak keprihatinan. Dengan hanya mengandalkan uang pensiunan bapak yang tak seberapa zaman itu, hanya mampu untuk bertahan beberapa hari saja, “ katanya.
Singkat cerita menurutnya, untuk bertahan hidup Ibu Tarnyu di Slatri meminta Dirman dan adiknya Sartono membawakan surat yang dituliskannya kepada sanak saudaranya di Desa Tegalglagah.“Bisa ditebak apa yang dituliskan oleh Ibu untuk Mbah Mayati dan Mbah Sarinten. Isinya kurang lebih anak-anak sudah beberapa bulan tidak bayar SPP dan seterusnya, untuk itu mohon dibantu. Begitulah drama yang sering terjadi,” kata Dirman.
Tentu saja, menurut Dirman lagi bahwa karena saat itu masih kecil dan setiap diminta ibu membawakan surat selalu dipecingi atau dihadiahi uang, kemudian dikirimkan beras, Dirman bersama adiknya begitu gembira.
Masih dalam cerita suasana keprihatinan dimasa kecil hingga sekolah menengah, Calon Gubernur Jateng penantang petahana ini menungkapkan tentang perubahan yang relatif lebih baik saat lulus SMA.
“Saya dipanggil Pak Mardono, untuk membaca pengumuman di surat kabar Suara Karya yang disodorkannya waktu itu tentang penerimaan sekolah kedinasan – STAN. Syarat-syaratnya terpenuhi dan Alhamdulillah lulus,” ungkap Dirman. “Lambat laun ada perubahan dan bahkan bisa melanjutkan sekolah di luar negeri, “ungkapnya lagi. Dari kejadian itu, ia mengungkapkan bahwa atas izin Allah SWT, surat kabar Suara Karya salah satu faktor penting dalan perubahan hidupnya.
Di akhir penyampaiannya, Sudirman Said yang akrab dipanggil Pak Dirman berpesan kepada keluarganya terutama kepada yang masih muda tentang pentingnya kejujuran. Semua hal yang dicapai hari ini, menurutnya adalah buah dari kejujuran dan kelurusan yang ia lakukan.
“Harta nggak dibawa mati, jabatan nggak di bawa mati, semua hanya sementara. Kalau mengutip apa yang disampaikan Anies Baswedan, kita sejatinya hanya sedang menaikkan posisi tempat kejatuhan kita. Kebaikan-kebaikan kita, prestasi-prestasi kita untuk memperpendek jarak jatuhnya kita dari titik dimana kita jatuh, “ ujar Dirman.
Sementara itu, sebagai tuan rumah acara ramah tamah Keluarga Besar Bani Said, Yusron Mardono Said yang juga kakak Sudirman Said menyampaikan tentang riwayat kecil Sudirman.
“Niki Sudirman alit, kula tes itung-itungan, perkalian, penjumlahan cukup rumit pada waktu itu. Tapi kok ya lepate mung setunggal. Batin kula, kiye bocah bakal dadi wong mulya,” kata Kakak kandung Sudirman yang berbeda Ibu dalam bahasa jawa ngapak.
Sebagaimana diketahui, Dirman maju dalam Pilgub Jateng 2018 bersama Ida Fauziyah dan diusung Partai Gerindra, PAN, PKS dan PKB. Dia akan menantang petahana yaitu Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Golkar.