Ngelmu.co – Mewabahnya virus Corona di dunia, termasuk Indonesia, menjadi perhatian Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Abbas. Maka itu ia mengingatkan, perihal kemungkinan adanya krisis sosial hingga politik di Tanah Air.
Dilansir Kumparan, Kamis (23/4), ia menilai, krisis kesehatan COVID-19, telah merembet dan berdampak pada kehidupan ekonomi nasional.
“Sekarang, bangsa mulai terseret ke dalam krisis ekonomi, ditandai dengan sudah mulai maraknya PHK, dan melemahnya daya beli masyarakat,” kata Anwar.
“Mereka sudàh tak lagi punya pendapatan, kalau mereka masih punya, pendapatannya sudah tidak mampu menutupi kebutuhan hidupnya dan keluarga,” sambungnya.
Jika keadaan ini tak bisa di-atasi, dan daya beli masyarakat terus menurun, lanjut Anwar, maka keuntungan pengusaha pun akan menurun.
“Tabungan mereka juga akan menurun. Akibatnya, demikian pula dengan kemampuan mereka melakukan investasi,” tuturnya.
“Kalau ini terjadi, maka rekruitmen tenaga kerja, tentu akan menurun, pengangguran akan meningkat, dan pendapatan masyarakat secara agregat, ikut menurun,” imbuh Anwar.
Baca Juga: Sepakat, Muhammadiyah-NU Tolak Usul Fatwa Tak Puasa saat Wabah
Lebih lanjut ia mengatakan, angka kemiskinan juga akan meningkat, dan bukan tidak mungkin, menyebabkan kriminalitas menjadi tak terkendali.
Kalau sudah begini, Anwar menilai, krisis sosial yang di-takuti pun dapat terjadi.
“Bila krisis sosial terjadi, maka stabilitas politik, jelas akan terganggu. Jika ini tidak ter-manage dengan baik, tidak mustahil, negeri akan terseret ke dalam situasi chaos, sehingga terjadi apa yang sangat tidak kita inginkan, krisis politik,” bebernya.
Maka itu Anwar mengingatkan, demi menghindari terjadinya krisis sosial dan politik, bangsa harus serius dan bersungguh-sungguh dalam menghadapi masalah COVID-19.
“Mari kita samakan persepsi, tinggalkan dulu pekerjaan yang tidak atau belum begitu penting bagi bangsa ini,” tegasnya.
“Konsolidasikan semua sumber daya yang ada, untuk menyelamatkan jiwa, anak-anak bangsa di antaranya, dengan memutus mata rantai penularan virus (COVID-19),” lanjut Anwar.
“Agar situasi cepat pulih, roda kehidupan ekonomi bisa menggeliat dan berputar, sehingga kita bisa hidup normal kembali seperti semula,” pungkasnya.
Diketahui, hingga Kamis (23/4) siang, kasus positif virus Corona di Indonesia, sudah mencapai angka 7.418, dengan 635 kematian, dan 913 kesembuhan.