Ngelmu.co – Media sosial Twitter, mengharu, sejak Rabu (3/11) kemarin. Bermula dari cerita pemilik akun @IFnubia.
Ia mengunggah foto sederhana. Tampak bambu mengelilingi sekotak tempat. Beratapkan asbes.
Selain banyak kelapa, potret itu juga memperlihatkan mesin pemarut serta pemeras santan.
Ada seorang pria berdiri di sana. Memakai celana panjang, lengkap dengan kaus dan sandal jepit yang warnanya senada.
If bilang, pria yang akrab dengan jeriken dan ember itu adalah temannya semasa sekolah menengah pertama.
If yang tak menyebutkan nama, juga menutupi wajah rekannya; pada foto yang diunggahnya.
“Teman SMP. Delapan tahun dagang kelapa, hasilnya untuk menyekolahkan adik-adiknya, hingga semua lulus kuliah,” tuturnya.
“Ia konsisten begini,” sambung If, bangga.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pernyataan temannya di sela-sela parutan kelapa.
“Enggak masalah aku jadi pupuk, asal mereka tumbuh subur. Matiku akan tenang.”
“Kuat!,” imbuh If, yang kemudian melampirkan pesan dari ‘Mamang Kelapa‘.
“Kurangi mengeluh. Jangan pernah mengharap iba. Jalani hidup dengan perkasa, dan upayakan tidak merugikan siapa-siapa.”
If mengunggah potret kedua. Masih di lokasi yang sama. Bedanya, ada sepeda yang tak kalah sederhana di sana.
Cerita yang If, bagi pun berhasil mencipta haru.
Sesama pengguna Twitter, kemudian membalas cuitan, If.
“‘Gak masalah aku jadi pupuk, asal mereka tumbuh subur. Matiku akan tenang’. Badan bergetar bacanya,” akuan @fhbrie.
“Ini yang seharusnya mengisi seminar ‘sukses di usia muda’,” sahut pemilik akun @okemantaaap.
“Soalnya, ‘sukses’ bukan cuma bisa menghasilkan banyak uang, tapi bagaimana ia rela ‘berkorban’, demi mencukupi adik-adiknya,” imbuhnya salut.
Siapa dan di mana pun ia, semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi untuk semua pembaca.