Ngelmu.co – Katanya, dakwah itu harus seperti Sunan Kalijaga, yang memanfaatkan seni dan budaya; dalam penyampaian Islam.
Katanya, dakwah itu jangan marah-marah. Harus asyik dan gaul.
Naifnya saya, sempat percaya bahwa metode begitu akan mudah diterima dan tidak akan mendapat penolakan.
Ternyata, saya keliru.
Sudah, Ustaz Hanan Attaki (UHA), sudah mengerjakan hal tersebut.
Beliau adalah sosok yang dekat dengan anak muda, memanfaatkan seni dalam dakwahnya.
Gaya UHA juga asyik dan diterima remaja. Ia tidak suka marah-marah, malah suka bercanda.
Menurut para remaja, kata-katanya gaul dan ‘gue’ banget.
Tidak hanya berceramah, ia juga melebur di tengah komunitas hobi anak muda.
Membimbing mereka, langsung dalam pergaulan dan tidak sekadar bicara.
Namun, tetap saja ada penolakan. Bahkan, muncul fitnah bahwa ia berasal dari kelompok tertentu; yang telah dilarang pemerintah.
Baca Juga:
Apa salah UHA? Dituduh Wahabi pun jelas ngawur.
Baiknya jujur saja, ini bukan soal konten yang dianggap kurang teduh.
Bukan juga soal cara penyampaian yang kurang berkenan, tetapi ada alasan lain.
Sebut saja karena ‘ia bukan dari kelompok tertentu’, makanya ada yang cemburu.
Mengutip media, “Jangan langkahi pagar,” kata seseorang.
Tentu yang dimaksud adalah pagar gengsi.
Dakwah UHA, menyasar pada segmen yang selama ini luput dari perhatian orang-orang yang menolak.
Para mad’u itu berjarak cukup jauh dari tampilan dan dunia santri, sehingga kemudian UHA-lah yang turun menghampiri mereka.
Kalau para penolak itu tulus karena Allah, maka mereka akan menerima pihak lain yang mengisi apa yang tidak mampu mereka jangkau.
Harusnya, mereka sadar bahwa ladang dakwah itu tidak akan ter-cover seutuhnya oleh mereka.
Butuh kelompok lain yang saling mengisi dalam kerangka amar ma’ruf nahi munkar.
Bekerja sama saja, atau minimal saling toleransi.
Pada akhirnya, sikap kolot tidak akan pernah bisa membendung inovasi.
Selama jaringan internet tersedia, ceramah-ceramah sejuk UHA, akan tetap dapat diakses; di mana pun… kecuali ‘penguasa’ memblokirnya.
Segmen objek dakwah yang belum UHA, garap juga masih luas.
Keramaian anak-anak muda di Citayam Fashion Week adalah salah satu contoh.
UHA tidak perlu kecewa, karena penolakan itu hanyalah pengalihan tenaga dan perhatian yang harus ia beri.
Itu pun tidak akan pernah menghentikan kiprahnya.
Semoga peristiwa kemarin, bisa mengangkat derajat beliau.
Aamiin.
Oleh: Zico Alviandri