Ngelmu.co – Puluhan aktivis mahasiswa yang (mengaku) tergabung dalam ‘Aliansi BEM Jakarta’, mengkritik keras kebijakan Gubernur Anies Baswedan, yang menyediakan Hotel Grand Cempaka, sebagai tempat penginapan para tenaga medis. Mereka menilai, kebijakan ini tidak tepat dan bernuansa politis.
“Fasilitas hotel bintang lima untuk tim medis dinilai berlebihan. Lantas, apakah itu menjamin bahwa masyarakat Jakarta, tidak terinfeksi virus Corona, karena belum meratanya tindakan pencegahan dari Gubernur Jakarta, terkait virus Corona di kalangan masyarakat menengah ke bawah,” ujar Yazid Al-Bustomi, yang mengaku sebagai Presiden Mahasiswa STIKES Binawan, mewakili aliansi.
Bukan hanya fasilitas hotel yang dikritik, ‘Aliansi BEM’ juga mempertanyakan kelangkaan masker, yang jika ada, harganya juga mahal.
Dheden Pratama, yang mengaku sebagai Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2018-2019, meminta Pemprov DKI, agar menindak tegas oknum penimbun masker.
Ia mengambil contoh, PD Pasar Jaya, yang menjual masker dengan harga mahal, dan mengkritik Pemprov DKI, karena terkesan membiarkan.
Sementara Shangyang (BEM Universitas Jayabaya), mengatakan COVID-19 itu, bukan untuk aksi jual diri, memancing kegaduhan, dengan alasan lockdown sebagai efek kejut bagi masyarakat Jakarta.
Baca Juga: Publik Pertanyakan ‘Aliansi BEM Jakarta’ yang Sebut Fasilitas untuk Tenaga Medis Berlebihan
Membaca berita pernyataan adik-adik mahasiswa ‘Aliansi BEM Jakarta’ tersebut, saya bertanya-tanya, yang mereka sampaikan itu termasuk kritik atau nyinyir?
Sebab, apa yang mereka sampaikan, tidak disertai solusi yang bisa membenahi, terutama terkait fasilitas hotel mewah untuk para tenaga medis.
Wahai adik-adik mahasiswa ‘Aliansi BEM’, apa kalian kira para tenaga medis yang di-inapkan di Hotel Grand Cempaka itu, bisa menikmati KENYAMANAN dari segala fasilitas yang diberikan pihak hotel?
Apakah kalian mengira para tenaga medis yang menginap di hotel mewah itu, masih sempat berenang, makan malam mewah, berolahraga di sport center hotel, atau tidur nyenyak di atas springbed empuk?
Ketahuilah adik-adik mahasiswa ‘Aliansi BEM Jakarta’, para tenaga medis itu tak sempat menikmati kenyamanan yang kalian pikir terlalu berlebihan.
Mereka itu tengah berjuang, rela dan ikhlas jauh dari istri, suami, anak, dan keluarga tercinta di rumah.
Saat ini, yang mereka pikirkan hanya bagaimana bisa menangani dan menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 dengan sebaik-baiknya, di tengah segala keterbatasan yang ada.
Termasuk risiko terpapar virus Corona.
Apa yang dilakukan Pemprov DKI, dengan menyediakan hotel yang kalian anggap terlalu mewah itu, hanya bagian dari dukungan untuk tenaga medis.
Supaya apa?
Simak baik-baik ya adik-adik mahasiswa, para tenaga medis itu sengaja di-inapkan di hotel atau penginapan lain, agar:
1. Menghindari penularan penyakit bagi KELUARGA tenaga medis, dan
2. Untuk kepentingan percepatan mobilitas, karena Pemprov menyediakan fasilitas antar jemput ke hotel.
Bisakah adik-adik mahasiswa bayangkan, apabila mereka selepas bertugas di rumah sakit, harus kembali ke rumah masing-masing?
Tidakkah adik-adik mahasiswa bayangkan, risiko keluarga masing-masing bisa tertular virus Corona atau penyakit yang lain?
Begitu juga dengan fasilitas antar jemput, bandingkan jika harus berangkat dari rumah masing-masing.
Adik-adik mahasiswa mungkin kurang membaca, banyak pengusaha dan konglomerat yang ikut mendukung perjuangan tenaga medis, dengan menyediakan hotel milik mereka, untuk dijadikan penginapan sementara.
Ngomong-ngomong, apakah adik-adik mahasiswa menyampaikan kritikan yang sama pada Surya Paloh?
Pasalnya, The Media Hotel miliknya, juga di-sediakan untuk tenaga medis.
Duh, melihat kritik kalian yang tidak bernalar ini, saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya kalian mahasiswa atau buzzer yang ingin menyerang Anies?
Seperti yang pernah saya tulis jauh hari sebelumnya, kalian ini sedang ‘Bersatu Lawan Corona’ atau ‘Bersatu Jegal Anies’?
Daripada mengeluarkan kritik yang tidak pada tempatnya, lebih baik kalian bercermin, sebagaimana yang disampaikan staf khusus milenial presiden:
“Apa yang sudah kalian perbuat dalam rangka ikut mencegah penyebaran virus Corona?”
Oleh: Himam Miladi