Ngelmu.co – Pengamat pertahanan dan keamanan Indonesia Salim Said mempertanyakan alasan Pemerintah Indonesia menolak delegasi muslim Uighur. Tak tanggung-tanggung, Salim mengatakan Indonesia saat ini tak ubahnya seperti saat masih mengalami masa penjajahan.
Awalnya, Salim yang juga alumni Ohio State University ini mengatakan dalam video wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta, dirinya menyebutkan fakta bahwa Presiden Joko Widodo pernah menolak kedatangan delegasi Uighur di Istana Kepresidenan.
“Delegasi muslim Uighur datang (ke istana) diantar oleh Dien Syamsudin, sudah datang di depan Istana mau ketemu presiden, ditolak presiden,” ujar dia dalam cuplikan video yang diunggah akun twitter @putrabanten80, Selasa (2/4/2019) seperti dikutip Ngelmu.co.
Menurut dia, padahal Pemeirntah dibawah kepemimpinan Joko Widodo akan mendapat citra baik jika mau menerima delegasi Uighur yang beberapa waktu belakangan menjadi sorotan dunia, termasuk perhatian dari Indonesia. Hal yang mencengangkan, Mantan Gubernur DKI itu malah menolak delegasi dengan alasan yang dianggap tidak masuk akal.
“Orang ini (muslim Uighur) membawa Al-Quran yang bertuliskan tangan sebagai hadiah kepada presiden RI dengan dengan jumlah penduduk Islam yang besar, bagus kalau diterima, tapi katanya ditolak,” ungkap Salim.
Menurut Salim, alasan Pemerintah RI menolak tersebut adalah tidak ingin menyakiti hati Pemerintah China. Atas alasan itu, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) ini menganggap Indonesia terjajah. “Ini kan aneh. Apa kita ini bangsa merdeka apa bangsa terjajah oleh Tiongkok?” pungkas dia.