Wakil Presiden Ma’ruf Amin, pada Mei 2020 lalu, memang pernah menyampaikan permintaan maaf.
Namun, kata ‘maaf’ itu terlontar saat memberi imbauan, agar masyarakat merayakan Idulfitri 2020, di rumah saja.
“Kami pemerintah mohon maaf, karena memang bahaya belum hilang. Bahaya Corona ini belum hilang,” begitu kata Ma’ruf, Kamis (21/5/2020).
Sekarang, saat lonjakan kematian terjadi, permintaan maaf belum lagi terdengar.
Tidak dengan Pejabat Negara Lain
Potret ini berbeda dengan para pejabat di negara-negara lain, seperti Inggris, Jepang, dan Taiwan.
Pada 12 Juni lalu, misalnya, saat Covid-19 melonjak 251 kasus, dan 26 pasien di antaranya meninggal dalam sehari.
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, melalui akun Twitter pribadinya, mengunggah video permintaan maaf.
“Setiap warga Taiwan yang pernah tertular virus Corona, atau bahkan kehilangan nyawa mereka, adalah bagian dari komunitas nasional kami.”
“Sebagai Presiden, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan kedukaan dan permohonan maaf.”
Behind each COVID-19 statistic are human lives & members of our community. I am deeply sorry for this loss, & I am committed to strengthening & adapting Taiwan’s response to this evolving challenge. pic.twitter.com/UAXihQgt0q
— 蔡英文 Tsai Ing-wen (@iingwen) June 12, 2021
Begitu juga ketika gelombang lonjakan Covid-19 terjadi di Inggris, Desember 2020-Januari 2021.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat.
Tepatnya saat angka kematian akibat Covid-19 di negaranya, tembus angka 100.000 orang, mengutip The Telegraph.
“Saya meminta maaf yang sedalam-dalamnya, dan bertanggung jawab penuh atas nyawa-nyawa yang hilang.”
“Sulit untuk menghitung duka yang diakibatkan hilangnya nyawa, dengan cara yang tragis, dalam setahun terakhir.”
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, pada 26 Januari lalu, juga meminta maaf.
Atas kegagalan pemerintah, memberikan pelayanan kesehatan, saat gelombang penularan Covid-19, terjadi di sana.
Suga, menyampaikan permintaan maaf tersebut di depan parlemen.
Sebelumnya, salah seorang legislator, mengeluhkan banyaknya pasien yang tidak mendapatkan perawatan.
Tidak sedikit juga yang meninggal, karena rumah sakit penuh.
“Sebagai orang yang bertanggung jawab, saya meminta maaf,” kata Suga, mengutip kanal YouTube Nippon Tv News 24 Japan.