Di Hijrah Fest, Ustadz Adi Hidayat Lakukan Sedekah Menakjubkan

Ngelmu.co – Cara Ustadz Adi Hidayat mencontohkan langsung, bagaimana nikmatnya berbagi, sungguh menyentuh hati. Ia bukan hanya mengingatkan, bukan hanya mengajak, tetapi langsung memberikan contoh, di depan mata kepala semua yang mendengar perkataannya.

Kisah kali ini dibagikan oleh seseorang yang menghadiri acara “Hijrah Fest”. Ia yang datang dengan niat mencari ilmu, tak disangka mendapat bonus berupa tontonan nikmatnya berbagi, nikmatnya jatuh cinta dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Kesaksian Ustadz Taufiqurrahman Menjelang Wafatnya Ustadz Arifin Ilham
[/su_box]

Merasa dibukakan mata, betapa lambatnya kaki berjalan. Ketika mereka sudah hampir sampai, kita justru belum sama sekali memulai perjalanan hijrah. Astaghfirullah. Berikut kisahnya yang beredar di media sosial:

Tiga hari ikut acara “Hijrah Fest”, banyak banget yang didapatkan. Tapi yang paling shock liat penutup, saat Ustadz Adi Hidayat ceramah tentang hijrah. Di akhir ceramah, tiba-tiba Ustadz Adi bertanya kepada hadirin:

“Ikhwan, siapa yang hafal 30 juz? 25? 11? Oohh, ada 6 orang. Di bawah 25 tahun? Tolong catat namanya, karena akan saya berangkatkan kuliah sampai S3, ke Sudan. Tadi pagi saya mendapat telepon untuk mencari 20 rekomendasi, untuk kuliah sampai S3, ke Sudan,” tanya Ustadz Adi.

Sementara yang hafal 8 juz? 6? 5? Ada beberapa yang berdiri. Dan akan disekolahkan ke sekolah pencetak ulama. Dia yang biayai.

“Akhwat, siapa yang hafal 30 juz?”

Satu orang berdiri, muda dan cantik. Dan ditanya Ustadz “Kamu mau apa?”
Dia malu jawab “Saya mau umrah Ustadz”

Ditanya lagi “Orangtua masih ada?” dan dia mengangguk.

Seorang anak menghapus air mata Ibunya, saat menghadiri Hijrah Fest
Seorang anak menghapus air mata Ibunya, saat menghadiri Hijrah Fest

Langsung nangis dia, dan semua takbir pas Ustadz jawab, “Kamu dan orangtua kamu berangkat umrah bareng saya September tahun (2019) ini”.

Masya Allah.

Dan terus ditanya, siapa yang hafal 15, 10, 5 bahkan 1 juz. Dan ditanya apa bisa bahasa arab. Semua diberikan hadiah sekolah. Dan tentu saja, Ustadz tanya kesediaannya untuk sekolah agama. Tidak ada paksaan.

Kebayang gak sih? Datang ke sana, dan dapat rezeki beasiswa. Masya Allah kalau Allah sudah kasih rezeki, bisa ke siapa saja yang Ia kehendaki, lewat siapa saja, dan dengan cara-Nya.

Gak stop sampai di situ. Ditanya yang bisa Surat An-Naba, dan beberapa orang di-test. Dan langsung dapat Rp1 juta. Ada sekitar 6 orang mungkin.

Sudah selesai? Belum! Dia tanya yang ngasuh anak yatim.

“Kamu ngasuh berapa anak yatim?”

Ada yang jawab 5, 10, 200, dan lain-lain sampai jumlahnya 257. Dan dengan entengnya, tanpa mikir:

“Yang 57, saya titip Rp1 juta setiap anak yatim, yang 200 orang saya titip 100 juta, tolong bagikan sesuai proporsinya, saya akan selesaikan segera janji saya ini, tolong panitia ingatkan,”

Dan saya SHOCK LIHATNYA. Betapa JOR-JORANNYA SEDEKAH USTADZ INI. Saya baru pertama kali dengar ceramah dari Ustadz Adi. Dan lihatnya bikin merinding. Banyak banget yang saya pelajari dari kejadian semalam:

1. Ketampar malu karena dari ribuan yang datang, yang hafal Alquran bisa dihitung pakai jari. Dan bukan itu masalahnya, yang MALUUU adalah saya, karena sama sekali gak nunjuk tangan. Bahkan An-Naba saja gak hafal. Ke mana saja saya? Ada anak dengan cerebral palsy, bisa hafal Alquran hanya dalam waktu 10 bulan.

Naja

2. Di ceramah, Ustadz Adi bilang, PAKAI HARTA UNTUK SURGA KITA, dan benar dia praktikkan. Dunia ini kecil, gak ada apa-apanya. Yang utama adalah mendapatkan kelapangan dan ketenangan diri dari Allah, nanti dunia akan mengikuti.

3. Betapa asyiknya menjadi Muslim yang kaya, karena bisa punya banyak pilihan menggunakan hartanya. Kasih sekolah agama untuk penghapal Alquran, kasih sedekah untuk anak yatim, kasih cash untuk penghafal surat, dan lain-lain. Betapa asyiknya menjadi Muslim yang kaya, karena bisa jor-joran sedekahnya, bisa membantu lebih banyak, tanpa dipikir, tanpa takut miskin. Kenapa orang kaya harus jor-joran sedekahin hartanya? Karena harta itu akan dihisab. Semakin banyak harta, semakin banyak dihisabnya. Makanya, sedekahin, kasih Allah, dan jadiin harta kita penolong kita di akhirat nanti.

4. Dan kepada penerima beasiswa, umrah, dan uang jutaan kemarin, saya yakin gak bakal ada yang sangka. Pas berangkat dari rumah, mau cari ilmu tentang hijrah, tapi malah ketiban rezeki gede kaya gitu. Ustadz Adi bilang, kalau mau sesuatu, ikhtiarnya bukan dunia. Tapi dekati pemilik dunia, maka insya Allah, dunia mengikuti. Kalau dekat, kita minta, Allah akan kasih.

Dan Ustadz Adi gak minta apa-apa. Gak minta amplop. Cuma minta doain di sujud untuk keluarga. Semoga Ustadz Adi dan keluarga selalu dilindungi, di dunia dan akhirat. Aamiin.