Ngelmu.co – Kabar mengenai penghapusan pelajaran agama Islam di sekolah belakangan ini menjadi viral. Berbeda dengan di Jerman, ratusan sekolah di sana justru membuka kelas agama Islam baik di tingkat dasar maupun menengah.
Sebelumnya, memang sempat menuai polemik dari berbagai pihak. Namun, pemerintah setempat menganggap bahwa pelajaran agama Islam perlu diajarkan kepada para siswa. Hingga kini, kelas-kelas Islam telah berkembang pesat di banyak negara bagian Jerman.
Kelas agama Islam sendiri telah dimulai sejak tahun 2000 dan telah tersebar di 800 sekolah. Meski masih menjadi mata pelajran pilihan, namun kelas ini ternyata sudah tersebar di enam belas negara bagian Jerman. Di kelas ini, mereka diajarkan tentang Al Quran, sejarah Islam, maupun perbandingan agama dan etika keislaman. Kerstin Grise, seorang anggota paslemen dari Partai Sosial Demokrat menyatakan bahwa Jerman membutuhkan lebih banyak pendidikan agama.
“Pendidikan agama adalah satu-satunya cara untuk memulai dialog tentang tradisi dan nilai-niai yang kita anut, serta memahami tradisi orang lain.”
Tujuan utama diluncurkannya kelas-kelas Islam adalah mencegah adanya radikalisme. Seperti yang telah kkita ketahui, sejak 2013 lalu, lebih dari 1.000 orang bertolak dari Jerman untuk bergabung dengan kelompok ISIS dan organisasi teroris lainnya, sebagian besar dari mereka berusia di bawah 30 tahun. Profesor studi Islam kontemporer di Universitas Osnabruck, Rauf Ceylan menjelaskan bahwa permintaan untuk pelajaran agama Islam sangat tinggi.
“Jerman memiliki tiga pilar pendidikan agama, yaitu keluarga, masyarakat (gereja atau masjid) dan sekolah. Sekolah akan mendidik siswa tentang kedewasaan beragama. Pelajaran agama dimaksudkan sebagai pelengkap sistem pendidikan,” katanya.
Pada 2016, data statistik kependudukan menyebutkan bahwa warga muslim di Jerman berjumlah 4,95 juta atau 6,1% dari total penduduk Jerman. Ini sekalligus menjadikan Jerman sebagai negara dengan populasi muslim kedua terbesar di Uni Eropa setelah Prancis.
Kendati demikian, siswa muslim di Jerman masih sering mendapatkan perlakukan diskriminatif. Seperti yang pernah dialami oleh Gulendam Velibasoglu (17) siswa kelas 10 sekolah menengah saat ia bergaul dengan warga lokal.
“Ketika ada yang bertayanya dari negara mana saya berasal, saya selalu menjawab Turki. Jika saya mengatakan Jerman, mereka tidak akan menerima jawaban itu. Mereka akan melihat saya sebagai orang asing, meskipun saya warga negara Jerman.”
Kelas Islam dapat diwujudkan integrasi budaya Islam dan Jerman. Beberapa tahun yang lalu, sempat terjadi penolakan besar terhadap Islam di Jerman. Kampanye “Stop Islamisai” sempat membuat warga muslim Jerman gelisah, bahkan di poster-poster tertulis “Sekolah-sekolah bebas Islam.”
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Pemimpin Gereja Jerman: Pendidikan Agama Islam Berhak Diajarkan di Semua Sekolah Negeri
[/su_box]
Aksi penolakan terhadap Islam tak berhenti sampai dis itu saja. Pada awal tahun, politisi lokal Jerman membahas mengenai larangan jilbab. Namun, sebagian politisi lain justru mendorong ekspnasi kelas-kelas Islam di sekolah-sekolah umum. Mereka beranggapan, bahwa kelas-kelas Islam akan mewujudkan integrasi budaya Islam dan Jerman.