Ngelmu.co – Satelit Nusantara Dua yang meluncur dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xianchang China, mengalami hal yang tragis.
Gagal Mengorbit
Di mana satelit tersebut gagal mengorbit hingga menyebabkan ledakan di uadara pada Kamis (9/4/2020) malam waktu setempat. Peluncuran tersebut dilakukan pada pukul 19.46 menggunakan roket Long March-3B.
PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) yang merupakan pemilik Satelit Nusantara Dua mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
Menurutnya, roket tersebut semula dapat meluncur dengan baik tanpa ada masalah apapun.
Namun, ketika memasuki tahap pelepasan roket Long March-3B tingkat tiga, terjadi anomali. Alhasil, terjadilah ledakan di udara, sehingga menyebabkan satelit hancur berkeping-keping.
Diketahui, PSNS sendiri merupakan perusahaan joint venture antara PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Ooredoo, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) yang dibentuk sejak 2017 untuk menandatangani pembelian satelit Nusantara Dua.
Kendati demikian, Presiden Direktur PSNS Johanes Indri Triatmodjo mengatakan, kegagalan mengorbit ini tercakup oleh asuransi.
“Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit,” ujar Johanes Indri Trijatmodjo seperti yang dikutip dari Kumparan.
Nusantara Dua atau juga disebut sebagai Palapa N-1 awalnya diluncurkan untuk menggantikan satelit Palapa D di 113 Bujur Timur (BT) untuk melayani kebutuhan akses internet broadband dan layanan broadcasting kualitas tinggi di Indonesia.
Dibangun Oleh China
Satelit yang diciptakan oleh China Great Wall Industry Corporation itu menggunakan teknologi terkini high throughput, yang memiliki kemampuan menangkap dan mengirimkan seluruh frekuensi ke daerah yang sangat luas berkali-kali menggunakan sejumlah spot beam.
Dengan kapasitas 30 x 36 Mhz transponder C-Band FSS dan 9.5 gigabits per second (Gbps) HTS, satelit Nusantara Dua diproyeksikan dapat mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-Band dan seluruh Indonesia untuk HTS.
Bukan kali ini saja, roket Long March-3B juga sempat bermasalah ketika membawa Satelit Palapa D pada 2009 silam.
Roket ini mengalami kegagalan parsial tingkat ketiga, dan itu membuat satelit tidak berada di orbit yang telah ditentukan sebelumnya.
Palapa D bisa selamat dan berada di orbit setelah dilakukan misi menaikkan orbit.
Caranya, dengan menggunakan pendorong on-board di satelit untuk menaikkan diri ke orbit yang diinginkan. Itulah makanya Palapa D masih bisa beroperasi.
Baca Juga: Indonesia Akan Tentukan Frekuensi 5G dalam Hitungan Bulan
Namun sayangnya, upaya mendorong Satelit Palapa D ke orbit sesunggugnya membutuhkan bahan bakar yang cukup banyak dan mengurangi masa pakainya jadi hanya 10 tahun, dari usia sebelumnya yang bisa mencapai 15 tahun.
Hingga kini, belum diketahui kapan satelit pengganti Nusantara Dua ini akan diproduksi dan diluncurkan lagi.