Di tempat terpisah, pengamat seniman politik Mustari (SBK), malah menyoroti diamnya para buzzeRp, atas kejadian ini.
“Di media sosial, khususnya Twitter, gerombolan buzzeRp seperti Denny Siregar, Eko Kunthadi, Dumdum, membisu atas pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di Jembatan PIK.”
Demikian sindirnya kepada buzzeRp–yang mengeklaim pendukung Pancasila dan NKRI–mengutip Suara Nasional, Rabu (18/8) kemarin.
“Namun, faktanya, buzzeRp dikendalikan para taipan, dan tidak punya nasionalisme,” sentilnya lagi. “Hanya uang yang ada di pikiran buzzeRp.”
Penilaian SBK ini pun langsung mendapat tanggapan dari warganet. Salah satunya @Bayumaruti.
“Sama bisunya lihat rakyat yang menjerit, hanya bisa ungkapkan lewat mural. Namun, masih diintimidasi juga,” cuitnya miris.
“Omongannya sok NKRI. Nuduh yang lain radikal. Lama-lama orang juga tahu siapa sebenarnya mereka,” sahut @WesWancine.
“Jangan ditanya mereka mah. Enggak penting kalau enggak ada duitnya,” timpal @arga_wisastra.
Kembali ke SBK yang menilai peristiwa di PIK, juga menunjukkan bagaimana buzzeRp telah menjadi musuh bangsa.
“BuzzeRp pengkhianat bangsa, tugasnya adu domba anak bangsa,” ucapnya.
SBK juga tidak sepakat dengan alasan pembubaran pembentangan bendera Merah Putih di Jembatan PIK adalah karena memicu kerumunan.
“Presiden Jokowi, beberapa kali membuat kerumunan dan melanggar prokes, tapi dibiarkan saja,” pungkasnya.
Halaman selanjutnya >>>