Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo dinilai telah menyalahgunakan wewenang dan fasilitasnya sebagai kepala negara. Penilaian tersebut terbentuk karena Jokowi membahas mengenai strategi pemenangannya sebagai petahana pada saat jam kerja di Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Ini aneh. Masih jam kerja. Di istana negara pula. Dan bicara pemenangan pilpres yang semestinya tidak boleh dilakukan dengan menggunakan fasilitas negara,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR Mardani Ali Sera seperti yang dilansir dari Kompas, Jumat (2/3/2018).
Menurut Mardani, seharusnya Jokowi bisa memisahkan jabatannya sebagai presiden dan sebagai calon presiden petahana. Dengan begitu, tidak ada fasilitas negara yang disalahgunakan yang merupakan penyalahgunaan wewenang.
“Ini bisa masuk ke penyalahgunaan wewenang,” tegas Mardani.
Mardani mengatakan bahwa dirinya merasa heran karena ini dia mencatat biasanya Jokowi selalu memisahkan urusannya sebagai kepala negara dan urusannya sebagai politisi. Biasanya, Jokowi selalu melakukan kegiatan yang terkait urusan partai di luar istana atau di luar jam kerja. Namun, kenapa kini Jokowi tak lagi konsisten dengan sikapnya itu.
“Biasanya Pak Jokowi aware dengan masalah ini,” kata Mardani.
Keheranan yang serupa juga diungkapkan oleh Deputi Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Apung Widadi. Menurut Apung, apa yang dilakukan Jokowi dengan membahas kepentingan pribadi dan golongan di Istana pada saat jam kerja merupakan sesuatu yang tidak tepat.
“Fasilitas negara digunakan untuk kegiatan politik dengan partai politik, bisa jadi ini abuse of power,” tegas Apung.
Diketahui sebelumnya, Jokowi, di sela-sela agenda kerjanya pada Kamis (1/3/2018) sore kemarin menerima pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Istana. Para pengurus PSI, yakni Ketua Umum Grace Natalie, Sekjen Raja Juli Antoni dan Ketua DPP Tsamara Amani tiba di Istana pukul 15.00 WIB.
Pertemuan yang berlangsung tertutup selama sekitar 90 menit tersebut yang diakui PSI adalah membicarakan pemilihan legislatif hingga pemilihan presiden 2019. Adapun salah satu strategi pemenangan yang dibahas adalah kampanye lewat media sosial.
“Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar,” kata Tsamara.
Setelah pertemuan, Tsamara mengungkapkan bahwa nantinya kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia bisa dikampanyekan di media sosial. Selain tak memakan banyak biaya, pesan yang hendak disampaikan juga bisa langsung sampai ke generasi milenial.
Tsamara menilai bahwa Jokowi punya kinerja yang sangat baik dan berprestasi, jadi tinggal bagaimana PSI yang mengemas konten tersebut di media sosial agar lebih banyak anak muda yang sadar bahwa Jokowi merupakan presiden yang betul-betul berprestasi dan layak dipilih kembali.