Ngelmu.co – Ternyata melihat aksi memburu kapal pesiar supermewah yang dilakukan oleh FBI tiak hanya sekedar kisah di film-film aksi Hollywood. Namun pada kenyataannya, peristiwa itu benar-benar terjadi. Tambahan lagi aksi tersebut terjadi di Indonesia, Rabu (28/2).
Dilansir dari Kumparan, di tepian perairan Benoa, Bali, sebuah kapal pesiar supermewah yang menjadi incaran FBI selama 4 tahun, akhirnya berhasil diamankan oleh Bareskrim Polri. Kapal mewah itu diketahui nilainya tidak main-main, yaitu bernilai kurang lebih Rp 3 triliun. Diduga, kapal tersebut merupakan hasil dari kejahatan pencucian uang yang masuk dalam sistem keuangan AS.
Pada mulanya, FBI mengirimkan surat pada tanggal 21 Februari 2018 untuk meminta bantuan kepada Kepolisian Indonesia. Bantuan tersebut diminta FBI dikarenakan kapal mewah yang diberi nama Equanimity itu, diketahui sempat pelesiran ke beberapa spot perairan yang menarik di wilayah Indonesia, di antaranya Sorong, Raja Ampat, NTT, NTB, Bali, dan Maluku.
“Kepolisian Amerika telah menetapkan tersangkanya. Dan saat mengejar hasil kejahatannya ada di Indonesia. Jadi FBI Amerika melakukan join investigation dengan Bareskrim. Bareskrim membantu, lokasi di Benoa Bali,” jelas Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya melalui keterangan tertulisnya, Rabu (28/2) yang dirilis oleh Kumparan.
Kapal mewah tersebut diduga erat kaitannya dengan penyelidikan korupsi dana negara Malaysia, 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Dana korupsi tersebut, selanjutnya masuk dalam sistem keuangan USA. Setelah itu dana tersebut digunakan untuk membeli Equanimity.
Adapun kasus 1MDB terungkap dari dari laporan Wall Street Journal, mereka melaporkan uang sebesar USD 700 juta mengalir ke rekening-rekening pribadi milik Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di 2 bank. Surat kabar tersebut mengatakan sumber dana tidak jelas dan para penyelidik pemerintah tidak memberikan perincian tentang penggunaan dana tersebut, begitu masuk ke rekening Najib.
Lalu siapa pemilik kapal supermewah yang bermasalah ini? Didapatkan nama seorang pengusaha asal Malaysia Jho Low mencuat ke permukaan. Low disebut-sebut sebagai pemilik kapal premium itu.
Disitanya kapal mewah tersebut, membuat Low melontarkan kritik kepada Kementerian Kehakiman AS. Pria yang kerap disapa Jho Low ini mengatakan, AS tidak memberikan bukti kuat kepada aparat keamanan Indonesia untuk menyita aset miliknya tersebut. Low bahkan menuding ada motif politik di balik penyitaan kapal mewah milikinya tersebut.
“Ini sangat mengecewakan, tuduhan ini cacat dan punya motif politik di belakangnya, Kementerian Kehakiman AS terus melakukan pola seperti ini di seluruh dunia, mereka melakukan ini tanpa bukti yang mendukung,” sebut Low lewat juru bicaranya, seperti dikutip dari The Star, Kamis (1/3).
Siapa sebenarnya Jho Low? Pria bernama lengkap Low Taek Jho ini yang lahir di Penang itu dikenal dekat dengan lingkar kekuasaan dari Pemerintah Malaysia, bahkan namanya disebut-sebut terkait dalam skandal dugaan korupsi di 1MDB.
Karier bisnis Jho Low diawali saat dirinya membantu beberapa pesohor Malaysia, termasuk anak tiri Perdana Menteri Najib Razak, Riza Azis, untuk mengelola keuangan. Bisnisnya terus meroket. Sejumlah properti mewah di AS dimilikinya, termasuk kondominium milik Jay Z dan Beyonce yang bernilah 30 juta dolar AS.
Aksi Jho Low tercium oleh media New York Times. Kemudian, mereka melakukan liputan investigatif terkait pembelian properti mewah dengan ‘uang tersembunyi’. Penyelidikan yang dilakukan New York Times tersebut berujung pada dugaan Jho Low terkait skandal mega korupsi 1MDB. Beberapa kerabat Jho Low diketahui masuk jajaran petinggi BUMN bermasalah tersebut.
Mendengar namanya dikaitkan kasus mega korupsi tersebut, Jho Low membantah keras tuduhan itu. Dia menilai tudingan terhadap dirinya tidak berdasar. Meskipun Jho Low membantah, skandal 1MDB terus bergulir.
Diketahui kapal luks Equanimity seharga Rp 3 triliun hanya merupakan salah satu dari barang mewah yang diduga dibeli dengan dana 1MDB yang digelapkan. Sejumlah barang mewah diduga dibeli Low dengan dana hasil korupsi 1MDB antara lain jet pribadi, lukisan Vincent Van Gogh, dua lukisan monet, dua lukisan Pablo Picasso, hingga dua mansion mewah di AS dan Inggris.
Di lain pihak, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menyebutkan bahwa tersangka pemilik kapal tersebut saat ini tengah berada di Amerika Serikat. Menurut Dirtipid Eksus Bareskrim Polri, Brigjen Agung Setya, kapal mewah itu sudah berada di Indonesia sejak tahun 2017. Hasil penyidikan menunjukkan kapal tersebut dikendalikan oleh perusahaan dari Kepulauan Cayman, Karibia.
Pemeriksaan kapal masih dilakukan, tidak ada penumpang di kapal mewah tersebut. Kepulauan Cayman sendiri dikenal sebagai sebuah wilayah luar negeri Britania Raya di Laut Karibia bagian barat, yang kerap menjadi tempat penyimpanan uang ilegal.
Agung juga mengatakan, hingga Kamis (1/3), Polri masih belum menerima surat keberatan dari Jho Low. Namun, Agung memastikan bahwa penyitaan kapal itu dilakukan setelah mendapat seizure warrant dari FBI karena pembelian kapal tersebut berasal dari pencucian uang.
Sampai saat ini, proses pemeriksaan terhadap kapal pesiar mewah ini pun masih terus berlangsung. Pemeriksaan antara lain dilakukan untuk menggali informasi dari para awak kapal yang berasal dari berbagai negara tersebut, juga mencari alat bukti lain yang menunjang proses penyidikan yang sudah dilakukan.