ADHK Mencapai R2.772,8 Triliun
BPS menyatakan, secara kuartalan pun tahunan, pertumbuhan pada kuartal II-2021, lebih tinggi dari kuartal I-2021 (-0,74 persen).
Begitu juga dengan kuartal II-2020 yang minus 5,32 persen.
Maka secara akumulatif, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,1 persen, pada semester I-2021, dari semester I-2020.
“Pertumbuhan ekonomi tumbuh 3,31 persen secara q-to-q, dan 7,07 persen secara y-o-y,” jelas Margo.
Berdasarkan nominal, lanjutnya, Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga mencapai Rp2.772,8 triliun pada kuartal II-2021.
Sedangkan Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada periode yang sama, mencapai Rp4.175,8 triliun.
Realisasi pertumbuhan ini, kata Margo, dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor yang meningkat (10,36 persen) dari kuartal I-2021.
Tumbuh juga 55,89 persen, dari kuartal II-2020.
Peningkatan ekspor terjadi, karena perdagangan global pulih, permintaan dari sejumlah negara mitra dagang juga meningkat.
“Peran ekspor menjadi sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Margo.
Namun, peningkatan impor yang mengonfirmasi pertumbuhan industri dalam negeri juga mendukung.
Di mana impor naik 50,12 persen dari kuartal II-2020, dan meningkat 9,88 persen dari kuartal I-2021.
Baca Juga:
Margo menyampaikan, pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri juga didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat pada kuartal II-2021.
“Misalnya, untuk penerbangan domestik, untuk April, Mei, Juni 2021, ini lebih baik dari April, Mei, Juni 2020,” bebernya.
Peningkatan mobilitas, sambung Margo, juga turut memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat serta investasi.
“Selain itu juga tercermin dari peningkatan PPh 21 sebesar 5 persen, dan PPN barang mewah sebesar 8 persen,” ujarnya.