Ngelmu.co – Serangan panas dilemparkan oleh elite Golkar, kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pihaknya menganggap PSI sebagai dalang di balik turunnya elektabilitas Calon Presiden (Capres) dari kubu petahana, Joko Widodo.
“Blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali, dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi,” ungkap Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga kepada wartawan, Jumat (22/3).
[read more]
Melansir Detik, Andi menuturkan hal-hal yang dianggapnya sebagai blunder PSI, yakni berbagai pernyataan PSI yang berlawanan, sehingga membuat banyak orang merasa akal sehatnya terusik.
“Generalisasi bahwa mereka orang baik dan yang bukan mereka adalah orang tidak baik, yang tidak suka PSI adalah para koruptor. Pernyataan-pernyataan begitu yang bikin PSI blunder,” tegasnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
PDIP Serang Balik PSI, Pertanyakan Dana Kampanyenya Dari Mana
[/su_box]
Andi juga mempermasalahkan pernyataan PSI mengenai Perda Syariah. Sebelumnya, Grace Natalie sebagai Ketua Umum PSI, secara gamblang menyatakan penolakan partainya terhadap hal-hal yang berbasis agama. Jelas, hal tersebut pun menimbulkan pro dan kontra.
“Narasi PSI atas Perda Syariah, berkonotasi negatif atas apa yang dinamakan syariah Islam. Seolah-olah syariah Islam itu tidak baik. Hal-hal seperti itu menyakitkan bagi sebagian besar pemeluk agama Islam,” tandasnya.
“Jadi wajar kalau hasil survei menjelaskan bahwa resistensi publik atas PSI tinggi sekali,” imbuhnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Setelah PDIP, Nasdem juga Serang PSI: Jangan Jadi Pahlawan Kesiangan
[/su_box]
Tak lama berselang, PSI langsung menepis tuduhan elite Golkar tersebut. Melalui Ketua DPP, Tsamara Amany pihaknya balik menganggap jika penurunan elektabilitas Jokowi, tidak ada hubungannya dengan PSI.
“Tidak ada korelasi antara penurunan elektabilitas dengan PSI. Hasil survei Kompas tidak menyatakan adanya korelasi demikian,” tegasnya, Jumat (22/3).
“Jadi, alasan ini kurang ilmiah dan basisnya asumsi. Elite parpol seharusnya berbasis data, jangan asumsi, itu bahaya,” imbuhnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Nasdem: Turunkan Semua Gambar Rommy Bersama Jokowi
[/su_box]
Sebelumnya, beberapa survei memang menampilkan elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Seperti pada survei Litbang Kompas, Maret 2019 ini, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin berada di angka 49,2%, sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 37,4%. Angka ini menggambarkan turunnya elektabilitas Jokowi hingga 52,6%, sejak Oktober 2018.
[/read]