Ngelmu.co – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Jumat (10/7) lalu, telah memenuhi janjinya. Hagia Sophia—Ayasofya—kembali resmi menjadi masjid. Namun, upayanya tak berhenti sampai di situ. Sebab, ia turut membahas soal Masjid Al-Aqsa.
Erdogan menegaskan, “Kebangkitan Hagia Sophia, menandai pembebasan Masjid Al-Aqsa.”
Demikian pernyataannya, dikutip Ngelmu, dari situs Kepresidenan Turki, tccb.gov.tr, Selasa (14/7).
“Kebangkitan Hagia Sophia, adalah batu loncatan umat Islam, di seluruh dunia,” sambung Erdogan.
“Kebangkitan Hagia Sophia, merupakan kebangkitan api harapan tak hanya bagi Muslim, tapi semua pihak yang tertindas, terzalimi, teraniaya, dan di-eksploitasi,” lanjutnya.
Pemerintah Turki, akan membuka Hagia Sophia, untuk publik mulai pada sholat Jumat, tanggal 24 Juli, mendatang.
“Pintu-pintu Hagia Sophia, sama dengan masjid kami lainnya, terbuka lebar untuk semua, warga lokal pun turis, Muslim pun non-Muslim,” kata Erdogan.
“Dengan status barunya, Hagia Sophia, akan menjadi warisan kemanusiaan yang terus merangkul semua pihak dengan cara jauh lebih tulus,” imbuhnya.
Ayasofya’nın dirilişi… pic.twitter.com/V3gy2y8Wki
— Recep Tayyip Erdoğan (@RTErdogan) July 10, 2020
Baca Juga: Tanggapan UAS Terkait Hagia Sophia Dijadikan Masjid
Erdogan pun meminta, agar semua pihak bisa menghormati keputusan Turki, soal Hagia Sophia.
“Kami menerima semua pandangan yang disuarakan mengenai masalah ini. Namun, untuk apa Hagia Sophia, akan di-fungsikan adalah hak kedaulatan Turki,” tegasnya.
“Hak ini sudah ada sejak 567 tahun yang lalu, bukan hanya 50 atau 100 tahun,” lanjut Erdogan.
“Jika hari ini diskusi yang berorientasi pada agama diadakan, topik diskusi itu seharusnya bukan Hagia Sophia,” sambungnya lagi.
“Tapi Islamofobia dan xenofobia yang meningkat setiap hari, di seluruh bagian dunia. Keputusan Turki semata-mata terkait dengan hukum domestik dan hak historisnya sendiri,” jelas Erdogan.
Sebagai pemimpin, ia mengingatkan, jika di negaranya bukan hanya tersedia masjid.
“Ada juga ribuan tempat bersejarah ibadah dari semua agama. Gereja dan sinagoge, beroperasi di mana pun ada komunitasnya,” ungkap Erdogan.
Diketahui, saat ini ada 435 gereja dan sinagoge yang terbuka untuk ibadah di Turki.