Pasca dipecat dari PKS, Fahri Hamzah terus menyerang kepemimpinan di PKS. Terakhir, Kamis 8 Maret 2018 kemarin ia dengan bangga melaporkan Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman (MSI) ke pihak kepolisian dengan tuduhan berbohong.
Fahri juga kerap menyerang MSI yang dianggapnya tidak bisa memimpin partai.
Munculnya MSI sebagai pimpinan PKS bukan keinginan sendiri. Terpilihnya Putra Sunda ini sebagai presiden adalah hasil keputusan Majelis Syuro.
Sama seperti terpilihnya Nur Mahmudi Ismail, Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, Luthfi Hasan Ishaq, Anis Matta.
Kepemimpinan MSI juga gak bisa dibilang buruk. Ia memang bukan orator ulung, tetapi ahli strategi.
Ia minta seorang Mardani Ali Sera jadi cawagub Jakarta, Mardani bilang siap! Mardani kemudian gak jadi maju dan diminta MSI jadi ketua tim pemenangan, Mardani bilang siap!
Hasilnya? Jakarta punya pemimpin baru. Memang bukan murni kerja PKS 100 persen. Tapi andil kader PKS bernama Mardani Ali Sera itu tak bisa dikesampingkan. Bahkan diakui Anies, Sandi maupun Prabowo
Ahmad Heryawan tetap bekerja maksimal untuk rakyat Jawa Barat. Irwan Prayitno tetap bekerja maksimal membawa Sumatera Barat lebih maju.
Sunmanjaya Rukmandis tetap naik KRL dari Bogor ke DPR RI meski tanpa kamera media. Tetap begitu dari 1999.
RUU Ormas yang mengekang kebebasan berorganisasi ditolaknya. Pansus KPK yang ingin membubarkan lembaga penangkap koruptor tak didukungnya.
Pak Udin tetap setia begadang sampai dinihari pasang spanduk dan baliho. Umi Nida tetap setia mengisi halaqoh-halaqoh. Mister Kadarusman tetap mau jadi ABCD (Aleg Bukan Calon Lagi Dah)
Semuanya baik-baik saja..
Bahkan dukungan eksternal kini berlipat ganda kepada partai dakwah ini..
Habaib, ulama, ustadz-ustadzah diluar lingkaran siap pasang badan untuk PKS di 2019.
Siapapun presiden partai, tukang foto, tukang desain, tukang nulis siap bekerja. Mereka siap sedia di posnya masing-masing.
Kenapa kamu ingin mengganjal mereka yang penuh semangat ini?
Cikarang, 9 Maret 2018
Enjang Anwar Sanusi