Ngelmu.co – Seorang ibu hamil, Kurnaesih (39), meninggal bersama anak yang ada dalam kandungannya, usai mengalami penolakan di RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat.
Simak fakta-faktanya berikut ini:
Kontraksi di Rumah
Kurnaesih yang sudah sembilan bulan mengandung, mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (16/2/2023) malam lalu.
Juju Junaedi (46), selaku suami korban, menyatakan jika saat masih di rumah, sang istri sudah mengalami kontraksi.
Mendapati kondisi Kurnaesih yang terus menurun, pihak keluarga pun membawa korban ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan lebih awal.
“Sudah drop waktu masih di rumah. Saya bawa langsung ke puskesmas,” tutur Juju, Senin (6/3/2023).
“Terus [kondisinya masih] sama, tidak ada perubahan. Akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang,” sambungnya.
Ditolak RSUD Ciereng
Sesampainya di RSUD, sang istri sempat diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Namun, ketika akan masuk ke ruang politeknik anak (ponek) untuk mendapatkan tindakan, Kurnaesih ditolak.
Alasannya, karena pihak RSUD Ciereng, belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.
“Waktu di IGD, memang masih diterima, tapi waktu dipindahin ke ruangan anak, langsung ditolak,” ujar Juju.
“Katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang. Gitu saja kronologinya,” imbuhnya.
Dibawa ke Bandung
Setelah ditolak oleh RSUD Ciereng–dengan kondisi kritis–Juju dan keluarga membawa Kurnaesih ke rumah sakit di Bandung.
Namun, korban mengembuskan napas terakhir saat dalam perjalanan. Kurnaesih meninggal bersama anak yang ada dalam kandungannya.
“Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Ciereng, langsung saya bawa ke Bandung, sama ibu bidan puskesmas, pakai ambulans di Puskesmas Tanjungsiang.”
“Istri saya sudah tidak kuat, dan meninggal duluan waktu mau ke rumah sakit di Bandung,” beber Juju.
Tanggapan Dinas
Mengetahui hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr Maxi, buka suara.
Pihaknya mengaku telah meminta klarifikasi langsung dari pihak RSUD Ciereng, Subang.
“Terkait kematian ibu dan bayinya di Tanjungsiang, saya secara pribadi maupun atas nama Dinas Kesehatan, menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan yang dalam,” ucap Maxi.
“Kami juga memohon maaf atas pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal, dan [tidak] sesuai dengan ekspektasi masyarakat,” lanjutnya.
Alasan Penolakan
Maxi kemudian menyatakan, jika saat kejadian, kapasitas ICU di RSUD Ciereng, Subang, tidak memungkinkan untuk menerima pasien baru.
Maka Kurnaesih, disarankan agar dibawa ke rumah sakit lain.
Namun, Dinkes Subang yang tetap menyesalkan tindakan ini meminta agar RSUD Subang, memperbaiki layanan.
“Tidak ada niat mencelakakan atau menolak pasien, karena saat itu memang kondisi ICU penuh,” bela Maxi.
“Kami menyesali, karena situasi seperti ini membuat akibat yang sangat fatal, dan memilukan bagi almarhumah serta keluarga,” sambungnya.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran penting dan berharga untuk mawas diri, bagi seluruh pelayanan kesehatan,” imbuhnya lagi.
RSUD Enggan Komentar
Secara aturan, Dinkes Subang, tidak bisa memberikan sanksi kepada pihak RSUD Subang.
Di sisi lain, hingga saat ini, pihak RSUD Ciereng sendiri masih enggan memberikan keterangan kepada awak media.
“Saya tidak mau berkomentar, nanti saja,” jawab Dirut RSUD Ciereng Subang Ahmad Nasuhi, singkat.
Baca Juga:
- RSUD Ciereng Subang Tolak Tangani Ibu Hamil Kritis, Publik Marah Besar!
- Kronologi Bayi Meninggal Tertindih Badan Ibu saat Menyusu
Respons Menkes
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin juga merespons persoalan ini.
Ia memastikan, bakal mengecek informasi tersebut untuk mendapat penjelasan lebih detail.
“Saya baru dengar itu di mana, di Subang, ya? Nanti saya bicara sama Dinkes-nya,” kata Budi saat dikonfirmasi wartawan usai menghadiri peresmian Mayapada Hospital Bandung, Senin (6/3/2023).
Ia yang mengaku baru mendapat kabar ini, menyatakan akan meminta penjelasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang.
“Informasi ini saya baru dapat. Nanti saya bicara sama Dinkes-nya,” tutup Budi.