Ngelmu.co – Eks juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, dilantik menjadi juru bicara KPK (kantor pemberantasan korupsi) Darurat.
Menanggapi kabar ini, Denny Siregar [pria yang disebut sebagai ‘pengarang’ di mesin pencarian Google] dan Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budiyarto (Kang Dede), kompak ‘meledek’.
Dengan santai, Febri pun membalas tiap-tiap ‘ledekan’ dari keduanya. Berikut Ngelmu kutip dari akun Twitter pribadi mereka bertiga:
Denny vs Febri
Berawal dari Denny, yang menanggapi artikel berjudul ‘Febri Diansyah Dilantik Jadi Jubir Kantor Pemberantasan Korupsi Darurat’.
@Dennysiregar7: Alhamdulillah, selamat, ya, Kang @febridiansyah. Setidak-tidaknya, ada kerjaanlah. Meski mungkin, belum ada gajian.
Tapi tetap semangat, karena seperti kata pepatah, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, berenang kemudian.
@febridiansyah: Alhamdulillah. Tetap menjaga semangat antikorupsi, di tengah kebusukan yang mengepung.
Beda memang dengan buzzer yang gajian rutin dari menebar hoax, Mas.
Denny: Saya tetap salut kok dengan semangat wirausaha dari Mas @febridiansyah dan teman-teman KPK yang kena TWK.
Memang kalau sudah enggak betah jadi pegawai, lebih baik bikin sendiri usaha. Saya dulu juga gitu, Mas, mulai dari kecil dulu.
Siapa tahu kelak KPK Mas Febri, bisa jadi next Unicorn.
Febri: Aaamiin. Semoga sehat, Mas. Lahir, batin, terutama pikiran. Perjuangan masih panjang.
Koruptor dan pendukungnya jangan terlalu cepat merasa senang dan menang.
Dede vs Febri
Dede juga menanggapi cuitan awal Denny untuk Febri. Walaupun hanya dengan tiga emotikon.
Febri: Kompak nih @kangdede78 dan @Dennysiregar7
@kangdede78: Yeaah. Benaran kayak anak PAUD, lu, Feb. Di Twitter itu siapa saja boleh saling komentar.
Lu saja sudah lama follow akun gue, ya ‘kan? Berarti kita kompak dong, saling follow.
Namun, bukan hanya itu. Dede juga mengunggah gambar yang terdiri dari hasil tangkapan layar dua buah artikel.
Pertama, berjudul ‘Kecewa Dipecat dari KPK, Novel Baswedan Dirikan Kantor Darurat’.
Sementara judul kedua, sama dengan artikel yang Denny komentari, yakni ‘Febri Diansyah Dilantik Jadi Jubir Kantor Pemberantasan Korupsi Darurat’.
Dede: Gini amat sih @nazaqistsha [Novel Baswedan] dan @febridiansyah
Febri: Ini cara kami tetap menjaga semangat antikorupsi, dan tidak perlu mengemis jabatan di BUMN.
Dede: Oh, dengan cara maen KaPeKa-KaPeKa-an, ya, kayak anak PAUD.
Sorry, ya, Feb, saya enggak pernah ngemis-ngemis jabatan. Saya dapat jabatan karena kerja.
Otakmu tumpul karena kebencian, enggak pernah rasional, hanya bisa menuduh tanpa bukti.
Selamat, kamu sudah masuk barisan sontoloyo.
Febri: Hahaha, santai, Mas. Enggak usah marah gitu. Ngerasa saja dituduh.
Btw, anak PAUD jauh lebih baik dibanding pecundang politik, sih. Apalagi yang sekongkol dengan koruptor untuk melemahkan KPK.
Anak PAUD menjalani semuanya dengan bahagia.
Dede: Enggak marah kok, malah saya ngakak guling-guling lihat kelakuanmu. Lucu saja jadi jubir KPK darurat.
Sekongkol dengan koruptor? Itu mirip dengan kamu yang pura-pura bela TWK, padahal bela bohir, gitu ‘kan?
Mengaku juga kalau situ kelakuan balik kayak anak PAUD, main KaPeKa-KaPeKa-an.
Baca Juga:
- Kok Kang Dede Main Framing Sih? Gak Elok
- Akankah Video Berdurasi 2 Menit 20 Detik Bikin Denny dan Ade Merasa Bersalah?
Baca Juga:
- Pujian Denny Siregar Sebelum Sumbangan Rp2 Triliun Keluarga Akidi Tio Bermasalah
- Umpatan’Bencong’ Denny Siregar Jadi Umpan untuk Angga Sasongko Cetak Gol
Kembali ke Denny, selain cuitan langsung yang ia kirim kepada Febri, dirinya juga mengetwit:
Dulu ada Gubernur tandingan. Terus ada yang main pleciden-plecidenan. Sekarang ada KPK darurat segala.
Apa pelajaran moral yang bisa kita dapat dari itu semua? Enggak ada.
Mereka itu kayak anak kecil kaya dan manja, yang enggak terima dikalahkan dalam semua permainan.
Lagi-lagi, bagian Dede yang menanyakan langsung, benar tidaknya penilaian tersebut kepada Febri.
“Betul ‘kan?“ tanya Dede ke Febri.
Febri pun menjawab, “Ya elah. Cari dukungan segala. Entar didebat lagi, bilang sibuk, enggak ada waktu untuk melayani debat. Sekarang keroyokan? Hahahaha.”
Dede: Jiah. Ngerasa dikeroyok, Feb? Enggak usah merengek-rengek gitu lah.
Mosok jubir KaPeKa darurat, cengeng. Harus siap dengan segala kedaruratan dong.
Kali ini bukan Febri yang menjawab Dede. Melainkan sesama pengguna Twitter, @huddann.
“Ya sudah, terima dong itu debatnya Kang Dede. Kalau perlu live, biar kelihatan yang goblok siapa.“
“Cuma bisa menjilat, Mas. Bukan debat,“ sahut @antn_ja ke Huddan.
Terlepas dari adu cuitannya dengan Denny dan Dede, Febri menulis utas. Selengkapnya:
Jumat kemarin, saya hadir di “KPK Darurat” (Kantor Pemberantasan Korupsi Darurat).
Salah satu poin yg saya sampaikan, ada 5 alasan kenapa Presiden seharusnya mengangkat 56 Pegawai KPK yg disingkirkan Pimp. menggunakan alasan TWK.#ReformasiDikorupsi #BeraniJujurPecat
A Thread pic.twitter.com/d4fZMnXPs0
— Febri Diansyah (@febridiansyah) September 25, 2021