Gara-gara ‘Provinsi Garis Keras’, Karni Ilyas pun Ikut Koreksi Mahfud MD

Ngelmu.co – Jurnalis senior sekaligus pembawa acara ‘Indonesia Lawyers Club (ILC)’ TVOne, Karni Ilyas ikut angkat suara terkait pernyataan ‘ngawur’ Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Karni mengoreksi pernyataan Mahfud yang sebelumnya menyebut provinsi-provinsi di mana Prabowo-Sandi menang suara dalam Pilpres 2019, sebagai lokasi garis keras dalam hal agama.

“Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi. Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit di balik kemenangan itu dengan cara apa pun,” ujar Mahfud.

“Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi, dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras, dalam hal agama. Misalnya Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Karni merasa perlu meluruskan informasi miring yang sebelumnya disampaikan oleh Mahfud saat berbincang di acara televisi ‘Metro Pagi Primetime’, Selasa (23/4).

“Sekadar meluruskan Prof Mahfud. PRRI/Permesta bukan pemberontakan dengan ideologi agama. Pemimpin perlawanan Kol Simbolon (Medan), Letkol A.Husein (Padang), Letkol Ismail Lengah (Riau), Kol Kawilarang dan Lekol V. Samual (Sul-Ut). Tidak ada hubungannya dengan daerah Islam garis keras,” jelas Karni.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Mahfud MD Sebut Prabowo-Sandi Menang di ‘Provinsi Garis Keras’, Warganet: Ngawur!
[/su_box]

Sebelumnya, politisi Partai Keadilan Sejahtera, Refrizal juga sudah menyampaikan keberatannya, atas ucapan Mahfud yang menyebut Sumatera Barat sebagai salah satu ‘Provinsi Garis Keras’.

“Pak Mahfud MD bilang di Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan; Islam Garis Keras. Seolah-olah anti Keberagaman. Apakah ada di Sumatera Barat Gereja dirusak dan dibakar?” tulis Refrizal, Sabtu (27/4).

Namun, Mahfud justru menanggapi pernyataan Refrizal lahir karena terprovokasi oleh cuitan Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Muhammad Said Didu yang sebelumnya sudah lebih dulu memberikan komentar terhadap pernyataannya.

“Pak Refrizal, karena Anda teman saya maka saya jelaskan. Anda belum melihat video yang saya katakan sehingga responnya buru-buru. Anda terprovokasi oleh Said Didu, hahaha? Saya bilang, Pak Jokowi kalah di provinsi yang “dulunya” adalah tempat garis keras dalam keagamaan. Makanya Pak Jokowi perlu rekonsiliasi,” jawab Mahfud.

“Saya katakan DULU-nya karena dua alasan: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, DULU PRRI di Sumatera Barat, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan. Lihat di video, ada kata “dulu”. Puluhan tahun terakhir sudah menyatu. Maka, saya usul Pak Jokowi melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka,” imbuhnya.

Tetapi pernyataan Karni seolah menegaskan, jika cerita sejarah yang disampaikan oleh Mahfud itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan daerah Islam garis keras. Maka tak heran jika pernyataan Mahfud akhirnya menimbulkan kisruh di tengah masyarakat.