Ngelmu.co – Dalam debat Pilkada Surakarta 2020, putaran kedua, di studio televisi lokal, Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/12) malam, calon wali kota nomor urut 1, Gibran Rakabuming Raka, membicarakan teknologi mutakhir untuk menangani penyebaran COVID-19.
Mendengar rencana putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, warganet pun memberikan respons.
Sebagian besar menanyakan, jika memang yakin, mengapa Gibran, tidak menyampaikan idenya kepada sang ayah, untuk segera menangani pandemi di Indonesia.
Salah satunya akun @BungRam_AZ, yang mengatakan, “Mungkin bisa dimulai dari sekarang Mas Gibran, kasih tahu caranya ke Bapak, biar covid ditangani lebih baik se-Indonesia.”
Begitu pun @aroely, yang menanyakan hal senada, “Kenapa ndak bisik ke Bapake, teknologi mutakhirnya, biar Indonesia, bebas covid.”
“Lah, Bapaknya sekarang Presiden RI, kok gak dilakukan?,” tanya @myrazra.
Sementara pemilik akun @andikabina, menyuarakan keheranan, “Mas, ayah Anda saja pontang-panting tak jelas arah menangani pandemi ini.”
Ada pula warganet yang mengatakan, apa yang menjadi rencana Gibran, sudah diterapkan oleh kantornya.
“Saya masuk kerja sudah pakai yang gituan, yang positif masih lolos juga,” kata @ucuola.
Gila, sekelas @WHO aja gak kepikiran loh… https://t.co/svMY4fNHhJ pic.twitter.com/dlx73jN9rm
— Robi Hakhiardy🚶🐦🎃 (@karjomblo) December 4, 2020
Baca Juga: Keputusan Gibran Masuk Dunia Politik Berubah: 20 Tahun Jadi 2 Tahun
Kembali ke Gibran, teknologi mutakhir yang ia maksud adalah alat thermal camera [camera yang secara otomatis dapat mengukur suhu badan orang].
“Saya yakin, teknologi seperti itu dapat diterapkan di tempat-tempat publik, seperti di kantor dan pasar,” tuturnya, bersama calon wakil wali kotanya, Teguh Prakosa.
Pernyataan itu ia sampaikan, saat menjawab pertanyaan dari paslon nomor urut 2, Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo).
“Nanti dijaga terus, agar COVID-19, bisa diatasi, tidak ada penambahan lagi,” sambung Gibran, mengutip Republika.
Saat ini, Pemerintah Kota Surakarta, juga sedang menyiapkan rumah sakit darurat untuk menampung warga yang termasuk orang tanpa gejala (OTG), di Asrama Haji Donohudan.
“Namun, mari berdoa semoga COVID-19 di Solo, segera berakhir,” ujar Gibran.
Di luar persoalan pandemi, Gibran, juga mengapresiasi adanya Tol Trans Jawa, yang menurutnya sangat menguntungkan Kota Solo.
Gibran, pun optimistis keberadaan Tol Trans Jawa, dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, terlebih karena memperpendek jarak tempuh, hingga perjalanan jadi lebih singkat.
“Adanya tol itu, memperpendek jarak Solo dengan kota besar lainnya, seperti Surabaya, dan Semarang. Tentunya hal ini mendorong pariwisata di Kota Solo,” klaimnya.
Pasangan calonnya, Teguh, menambahkan bahwa peningkatan angka COVID-19 di Solo, bukan karena pemerintah daerah tidak melakukan pengendalian penyebaran penyakit tersebut.
Melainkan karena Solo, merupakan pusat ekonomi di Soloraya.
Kontribusi besar COVID-19, kata Teguh, dari luar daerah, karena penduduk Solo, hanya sekitar 500 ribu jiwa.
Namun, di pagi hingga sore hari, jumlahnya bisa mencapai 2,5 juta jiwa.
Itulah yang menurut Teguh, berpotensi menyebarkan COVID-19.
Meskipun ia, tak memungkiri jika masyarakat Solo, masih kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan [memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak].
Pihaknya pun terus mengingatkan, agar warga tetap menerapkan protokol kesehatan, sehingga penularan COVID-19 dapat teratasi.