Ngelmu.co – Menko Polhukam Mahfud MD bicara soal Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah.
Ia memastikan, bahwa tindakan polisi terhadap warga di sana sudah sesuai dengan prosedur.
“Polisi sudah bertindak sesuai prosedur untuk menjamin keamanan masyarakat,” tutur Mahfud melalui pesan singkat, Rabu (9/2/2022), mengutip CNN Indonesia.
Ia juga bilang, aparat kepolisian tidak melakukan tindak kekerasan. Bahkan, lanjutnya, tidak ada penembakan sama sekali.
“Polisi sudah bertindak atas permintaan untuk pengawalan dan menjaga masyarakat,” ujar Mahfud.
“Agar tidak terjebak konflik horizontal dan terprovokasi antarsesama masyarakat,” sambungnya.
Warganet Menjawab
Mendengar pernyataan Mahfud, ramai-ramai warganet pun protes. Pemilik akun Twitter @Senolttalk, misalnya.
“Lah, Anda masih dibutuhkan, Pak, jadi ngomong gitu. Coba nanti Anda sudah dibuang, masih sama kah kalimat Anda?”
“Ingat, pangkat dan jabatan Anda dipertanggungjawabkan hingga di akhirat,” sambungnya.
“Usia tidak ada yang tahu, Pak, maka eling eling. Katakan salah jika itu salah,” imbuhnya lagi.
Sementara kata @andi_amru_, “Waduh! Mahfud ini tidak dapat info yang valid.”
“Dulu dia yang kecam kekerasan represif Orba, tapi hari ini mentorerir kekerasan yang sama. Kekuasaan memang membius,” lanjutnya.
Baca Juga:
- Tangis Susi Pudjiastuti dapati Aparat Rangsek Rumah Warga Wadas
- Ganjar Bilang Tak Akan Ada Kekerasan di Wadas, Publik Membantah
Sebagai informasi, warga Wadas saat ini tengah melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk PSN [proyek strategis nasional] Bendungan Bener; sejak 2016.
Namun, penolakan mereka kerap mendapat tekanan dari aparat kepolisian.
Pada Selasa (8/2/2022) kemarin, ribuan aparat kepolisian bahkan merangsek Desa Wadas dengan senjata lengkap.
Mereka mencopot banner penolakan Bendungan Bener, sekaligus mengejar beberapa warga sampai ke hutan.
Penduduk Desa Wadas bilang, jumlah warga yang ditangkap aparat kepolisian sampai saat ini ada sekitar 64 orang.
Beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan bahkan lanjut usia.
Berbagai elemen masyarakat sipil, seperti PBNU, Muhammadiyah hingga KontraS, jelas mengkritik keras langkah yang diambil aparat kepolisian di Wadas.