Ngelmu.co – Denny Siregar, membuat geram masyarakat—khususnya warga Tasikmalaya—karena celotehannya di media sosial Facebook. Pada Sabtu (27/6) lalu, ia membagikan tulisan berjudul, ‘Adek2ku Calon Teroris yg Abang Sayang’, yang kini telah kembali dihapus.
Berikut selengkapnya tulisan Denny yang dimaksud:
Pada tulisannya itu, Denny, melampirkan foto santri cilik Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Ilmi Tasikmalaya, tanpa izin.
Mengetahui hal tersebut, Forum Mujahid Tasikmalaya, pun resmi melaporkan Denny, ke polisi.
Ia dilaporkan dengan tindak pidana penghinaan, pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak menyenangkan.
Pelaporan disertai aksi damai yang dilakukan ratusan orang di depan Mapolres Tasikmalaya, Kamis (2/7) kemarin.
Massa, mengecam keras unggahan Denny, di akun Facebook pribadinya, yang melampirkan foto santri cilik sedang membawa bendera tauhid.
“Umat Islam, khususnya di Tasikmalaya, kami mengecam tindakan yang dilakukan Denny Siregar, melalui akun Facebook,” kata Nanang Nurjamil.
“Menuduh santri Calon Teroris, dan menggunakan foto tanpa izin,” sambung Ketua Forum Mujahidin Tasikmalaya itu.
Setelah menyampaikan orasi, sejumlah perwakilan massa masuk ke Mapolres.
Nanang dan dan Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Ilmi, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani, bertindak sebagai pelapor.
“Melaporkan kasus pencemaran nama baik dan memfitnah, oleh Denny Siregar,” kata Ustaz Ruslan.
“Tuduhan pada santri kami sebagai teroris, dan katakan ustaznya goblok juga predator. Ini pencemaran nama baik pada ustaz dan santri,” lanjutnya.
Ia menuntut, agar Denny, bisa diproses hukum dan diamankan di Tasikmalaya.
“Tuntutan saya, proses hukum untuk Denny Siregar, bawa ke Tasik, penjarakan,” tegasnya.
“Kalau tidak, kita akan lakukan aksi besar-besaran,” sambung Ustaz Ruslan.
Menurutnya, polisi berjanji untuk segera memproses laporan sesuai prosedur.
“Kita tungu kerja Polres dua pekan ke depan,” kata Ustaz Ruslan.
Berita ini pun sampai ke telinga Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum.
Ia turut menanggapi pernyataan Denny, yang menyebut orang-orang berpakaian memakai simbol-simbol tauhid, sebagai calon teroris.
Para santri yang benar-benar belajar ilmu agama di pondok pesantren, kata Uu, tak akan merugikan banyak orang, apalagi menjadi teroris.
Maka tegas, ia menyatakan, tak sependapat dengan cap yang diberikan Denny itu.
“Saya mengutuk teroris, tapi tidak sependapat kalau santri dianggap sebagai calon teroris,” kata Uu, Kamis (2/7).
Dilansir Republika, ia pun mengaku mendukung, masyarakat yang melaporkan kasus tersebut.
Uu juga meminta, agar masyarakat terus mengawal kasus itu, sampai yang bersangkutan—Denny—diproses hukum.
Sementara Denny, terus menanggapi berita ini dengan cuitan-cuitannya di media sosial Twitter, @Dennysiregar7.
Berikut salah satunya yang dikutip Ngelmu, Jumat (3/7):
Kadrun ngamuk..
— Denny siregar (@Dennysiregar7) July 2, 2020