Ngelmu.co – Perang Uhud. Salah satu episode menyedihkan dari perjalanan ummat Islam. 700 pasukan Muslim itu, awalnya sempat memimpin. Tapi karena ketaatan yang telah tergadaikan oleh harta rampasan, maka Allah pun mencabut kemenangan yang harusnya gilang gemilang.
Apa yang menyebabkan ummat Islam pada akhirnya menelan kekalahan? Jawabannya adalah 40 pemanah yang lari meninggalkan pos-posnya demi berebut harta dunia.
Mereka tidak menaati perintah Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, untuk tetap berjaga di bukit rumat, bagaimanapun keadaannya, karena tergiur oleh ganimah.
Melihat pasukan Muslim yang telah terpisah dari formasi yang seharusnya, Khalid yang ketika itu belum masuk Islam, bersegera untuk memanfaatkan momen dalam rangka membalikkan keadaan.
Islam kalah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terluka parah. Hamzah bin Abdul Muthalib, Mush’ab bin ‘Umair, Abdullah bin Jahsy, dan 67 Muslim lainnya menjemput kesyahidan.
Hanya satu kemaksiatan. Ya, hanya satu kemaksiatan-lah yang membuat ummat Islam luluh lantak pada perang Uhud.
Kemaksiatan yang dilakukan para pemanah secara berjama’ah. Kemaksiatan yang mengacaukan segala ikhtiar dan strategi yang cemerlang. Kemaksiatan yang menghalangi terealisasinya do’a yang telah di-langitkan.
Jika dulu ummat Islam diberi kekalahan hanya karena satu kemaksiatan, maka bagaimana kondisi kita hari ini yang dipenuhi dengan wasilah-wasilah keburukan yang mendominasi?
Bagaimana keadaan kita hari ini yang terus melakukan maksiat tiada henti?
Maka jika ada yang bertanya, “Bagaimana cara paling sederhana untuk menjayakan Islam?”
Jawabnya adalah cukup dengan berjuang keras, menghindarkan diri kita dari segala bentuk kemaksiatan.
Sebab dengannya, kita telah memuluskan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, terhadap berbagai ikhtiar besar yang dilakukan, berbagai gerakan Islam hari ini, dan menghambat terjadinya berbagai musibah yang akan menimpa ummat ini.
Baca Juga: Islam Masuk ke Nusantara saat Rasulullah Masih Hidup