Ngelmu.co – Eli, merupakan salah satu korban First Travel yang hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), bertajuk ‘Jemaah Tertipu, Negara Untung’, Selasa (19/11) malam. Ia tak bisa membendung air mata, saat menceritakan pengalaman pahitnya, batal berangkat ke Tanah Suci, bersama sang ibu tercinta.
Harapan Korban First Travel
Eli yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang nasi uduk, sudah sejak lama ingin berangkat umrah dengan ibunya, tetapi ia justru menjadi korban penipuan.
“Jujur saja, saya hanya seorang pedagang nasi uduk, yang ingin sekali menunaikan ibadah. Saya mengumpulkan (uang) sedikit demi sedikit,” tuturnya.
“Saya berharap saya bisa pergi sama ibu saya, tapi janji First Travel tidak ditepati, waktu itu akan memberangkatkan saya di tahun 2017, bulan Maret,” sambung Eli.
Keberangkatannya terus diundur, hingga akhirnya ia ditawarkan berangkat di bulan Ramadhan 2017 lalu.
“Kemudian saya ditawarkan, berangkat bulan Ramadhan, tapi harus menambah biaya sebesar Rp2,5 juta per orang,” ujar Eli.
“Saya cari sisa tambahan biaya itu, saya setor Rp5 juta ke First Travel, tapi bulan Ramadhan pun saya dan ibu tidak diberangkatkan,” imbuhnya.
Terus Mencari Keadilan
Sampai saat ini, Eli mengaku terus berupaya mencari keadilan.
“Mungkin bagi First Travel atau pemerintah terkait, uang itu tidak berharga, tapi untuk saya, uang itu sangat berharga sekali,” kata Eli.
“Kenapa saya katakan? Karena saya harus bangun jam 3 malam. Saya harus jualan, saya harus ngumpulin sedikit demi sedikit,” lanjutnya.
Hingga akhirnya sang ibu mengembuskan napas terakhir, 17 September 2019 lalu, sebelum menunaikan impiannya, berangkat umrah.
“Ibu saya meninggal, sebelum menunaikan ibadahnya, tanggal 17 September 2019, sampai detik terakhir, ibu lihat saya mondar-mandir mencari keadilan,” ungkapnya.
“Ia selalu menanyakan, bagaimana hasilnya, karena ia ingin sekali melihat saya berangkat umrah, tapi tidak ada juga kepastian sampai saat ini,” sambung Eli.
Baca Juga: Ditawarkan Jadi PNS, Kakak Randy Korban Demo Kendari Menolak
Ia pun meminta kepada aparat, agar uangnya dikembalikan, atau jika tidak, ia tetap diberangkatkan umrah.
“Saya mungkin tak punya apa-apa, maka saya sangat berharap sekali, uang itu dikembalikan, atau saya diberangkatkan,” kata Eli.
“Tapi sampai kapan saya harus menunggu? Dari 2017 sampai sekarang, tidak ada kepastian. Tiba-tiba ada kabar aset itu akan diserahkan ke pemerintah,” imbuhnya.
Eli mengaku tak ikhlas, jika uang itu diserahkan ke pemerintah.
“Di sini saya ketuk hati pemerintah, kalau memang diserahkan ke pemerintah, jujur saya tidak ikhlas,” tegas Eli.
“Karena saya itu benar-benar mencari dari hasil jerih payah keringat saya. Saya bukan orang mampu,” sambungnya.
Eli yang mengaku ingin sekali menunaikan ibadah, berharap segera mendapat kejelasan.
“Tolong, saya minta, setelah acara ini ada kejelasan untuk saya dan rekan-rekan semua, yang mengharapkan kepastian,” pungkasnya.
https://youtu.be/29Y2nwkh8x8