Ngelmu.co – Beredar video yang di dalamnya menyampaikan fitnah, yakni jika Prabowo-Sandi menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, maka Hari Santri akan dihapuskan. Padahal, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) adalah sosok yang mengusulkan Hari Santri. Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Hari Santri dihapus jika kubu 02 menang?
HNW mengusulkan Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober. Karena ia beranggapan, tanggal tersebut bertepatan dengan peristiwa besar akan fatwa revolusi jihad yang digulirkan oleh KH. Hasyim Asy’ari.
[read more]
“Hari Santri diperlukan, tanpa mempengaruhi makna, sebaiknya tanggal 22 Oktober sebagai hari revolusi jihad. Seperti yang diperjuangkan kakeknya Gus Dur,” ujar HNW 2014 silam.
Juru Bicara (Jubir) kubu 02, Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan) pun ikut menegaskan, jika hal tersebut adalah fitnah.
“Pagi tadi saya melihat, dikirimi teman video seorang kyai di suatu majelis, mengatakan kalau nanti Prabowo-Sandi berkuasa, maka pesantren akan tinggal puing-puing. Saya pastikan itu adalah fitnah, fitnah, dan fitnah!” tegasnya.
“Kalau Prabowo-Sandi jadi presiden dan wakil presiden, Hari Santri akan dihapuskan. Sekali lagi itu saya katakan, itu adalah fitnah,” imbuh Gus Irfan.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Hari Santri, PKS dan NU
[/su_box]
Gus Irfan yang merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari itu pun menegaskan jika dirinya secara nyata ada dan ikut dalam penyusunan program kerja Prabowo-Sandi, termasuk untuk pesantren.
[/read]