Ngelmu.co – Irjen Polisi Anton Charliyan, sang mantan Kapolda Jawa Barat, menghadiri acara curah gagasan yang diadakan PDIP. Curah gagasan yang digelar PDIP tersebut diadakan pada hari ini, Rabu, 25 Oktober 2017, di Hotel Horison, Bandung.
Pada kesempatan itu, Anton mengatakan bahwa Jawa Barat adalah provinsi intoleransi di Indonesia. Menurut Anton, Jawa Barat juga merupakan daerah yang rentan terhadap aksi terorisme.
“Jabar juga rentan terorisme, dari 60 pelaku sebanyak 40-nya ada di Jabar,” ujar Anton dalam curah gagasan bakal Cagub dan Cawagub Jabar bersama di Hotel Horison, Bandung, Rabu (25/10/2017).
Anton yang kini menjabat Wakalemdiklatpol itu menjelaskan, saat ini Jabar memerlukan pemimpin yang mampu memberikan lapangan pekerjaan yang masih sulit. Padahal, di sisi lain banyak sarjana tapi para sarjana itu diklaim tidak produktif.
Anton menyatakan bahwa Jabar juga memiliki potensi konflik yang tinggi. Potensi konflik timggi tersebut dikarenakan banyaknya jumlah LSM (lembaga swadaya masyarakat). Jumlah LSM di Jabar mencapai 364 dan jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang bisa mengatur LSM.
Anton juga menilai bahwa kondisi alam di Jabar banyak yang rusak. Bahkan, di Tasikmalaya sekarang keluar lumpur seperti Lapindo. Selain itu, budaya KKN masih terjadi di Jabar.
Menurut Anton, Jabar harus membangun peradaban untuk membentuk ahlak dan mental masyarakat. Saat ini, masyarakat Jabar banyak bermental instan.
“Padahal kan kalau ahlak baik, mental baik maka kinerja juga baik,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Anton, dibutuhkan pemimpin Jabar visioner dan agen perubahan yang bisa menghadapai globalisasi. Anton mengaku bahwa dirinya memiliki visi misi Jabar yang makmur dan berkah.
“Saya ingin membuka lapangan kerja, pendidikan dan kesehatan, infrastruktur dan penanggulangan kemiskinan. Sekali tampil harus berhasil,” papar Anton.
Anton menyatakan siap dan percaya diri untuk maju dalam kontestasi Pilgub Jabar 2018 mendatang.