Ngelmu.co – Ada yang tak boleh terlupa pada suasana hangatnya lebaran, yakni mengapresiasi Si Kecil yang telah menyelesaikan puasa Ramadhannya. Sebuah ucapan yang membesarkan hati, jabat tangan, bahkan pelukan serta ciuman akan memberi kesan yang mendalam di jiwanya.
Sisihkan waktu bersamanya. Lalu ajari ia bermuhasabah. Tanyakan berapa hari ia mampu berpuasa penuh. Jangan lupa pancarkan binar pada mata saat mendengar laporannya.
Kemudian gali pula amalan apa yang telah dilakukan olehnya selama mengisi Ramadhan. Apa yang paling berkesan dalam sebulan kemarin. Dan jadilah motivator ulung yang menyemangatinya untuk berbuat lebih baik lagi.
Evaluasi pula apa yang perlu diperbaiki untuk Ramadhan tahun depan. Nyalakan kamera, rekam apa capaian kali ini dan resolusi untuk nanti. Agar saat memasuki bulan suci berikutnya, terkenang kesan-kesan yang pernah ditoreh, dan jelas apa yang perlu ditingkatkan.
Menyelesaikan puasa Ramadhan adalah sebuah prestasi yang patut diapresiasi. Ketika bertemu saudara dan handai taulan, di hadapan Si Kecil, ceritakan apa capaiannya. Agar pujian juga datang dari mereka.
Oh, jangan khawatir dengan riya’. Ada masa ia perlu dibangkitkan kepercayaan dirinya. Kelak ketika akalnya matang dan telah tertanam rasa percaya diri yang kuat, baru ajari tentang keikhlasan.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Nasihat Terakhir Almarhum Ustaz Arifin Ilham Kepada Anak-anaknya
[/su_box]
Amalan hati dan penyucian jiwa adalah bab yang rumit, yang baru bisa disampaikan kepada orang yang telah mampu menilai baik dan buruk.
Satu hal yang paling penting, dalam mengevaluasi capaiannya, jangan banding-bandingkan dengan anak yang lain.
Jangan keceplosan bilang, “kok kamu cuma dapet 25 hari? Teman kamu bisa sebulan penuh.” Hal seperti ini sangat berbahaya bagi masa memupuk kepercayaan diri.
Kalau mau, bandingkan saja dengan dirinya sendiri di tahun lalu. Sehingga ia belajar untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik, bukan belajar menyaingi sebayanya.
Sebab khawatir itu akan memperkenalkan ia pada rasa dengki, senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang.
Selamat mengapresiasi Si Kecil!
Oleh: Zico Alviandri