Berita  

Ibu ini Panik, Bayi di Perutnya Tak Bergerak Karena Asap

Ngelmu.co – Kabut asap karhutla di daerah Riau sangat  berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah seorang ibu hamil yang  mendadak panik sebab jabang bayi yang ada di perutnya sempat tak bergerak.

Sebagian  korban kabut asap di Pekanbaru mengungsi ke Posko Kesehatan DPW PKS Riau, Jl Soekarno Hatta. Kantor partai yang terdiri dari 4 ruko berlantai dua itu saat ini penuh dengan kaum ibu juga balita. Ada sekitar 300 ibu dan anak yang kini mengungsi di posko tersebut.

Salah seorang ibu hamil bernama Ola mengatakan  mengalami sesak napas sejak tadi malam. Ola yang berumur 30 tahun ini sedang lekat konsentrasinya dengan Bayi dalam kandungannya. Bayi ini  tinggal menunggu hari untuk dilahirkan, tetapi sejak tadi malam sudah tidak bergerak.

“Mulai tadi malam bayi saya tak  bergerak sama sekali. Saya sesak napas, kepala pusing, badan juga lemas. Saya khawatir kondisi bayi dalam kandungan ini,” ungkap Ola saat ditemui detikcom di Posko Kesehatan DPW PKS Riau pada hari Senin (16/9/2019)

Saat  pagi hari  diantar suaminya ke posko kesehatan PKS, Ola langsung mendapat penanganan dokter. Keadaan badannya  lemas, pusing dan  akhirnya harus dipulihkan menggunakan bantuan selang pernapasan.

“Alhamdulillah, tadi saya diberi oksigen lewat hidung. Tidak berapa lama, bayi dalam kandungan ini bergerak kembali,” imbuh Ola terharu menjelaskan.

Selain Ola,  tempat penampungan ini juga dipadati  ibu hamil dan menyusui. Kondisi kabut asap gelap  membuat mereka harus memilih tempat yang baik untuk diri dan bayi mereka.

Banyak ibu menyusui menceritakan bahwa anak-anak mereka terkena  batuk dan flu. Maka agar merasa nyaman diputuskan mencari tempat aman dengan menginap di pengungsian yang ruangannya bebas dari asap.

“Ada sekitar 300 orang ibu hamil, menyusui, dan balita serta anak-anak mengungsi di sini. Mereka lebih merasa nyaman di posko ini agar tidak terpapar asap,” jelas Susilo Harja selaku Kepala Posko Kesehatan DPW PKS seperti yang dikutip detikcom.

Susilo menjelaskan bahwa kondisi kabut asap pekat ini membuat warga masyarakat jatuh sakit. Bahkan Posko ini pernah merawat bayi berusia 10 hari dan 20 hari yang kondisi bibirnya sudah mulai membiru. Saat dibawa orang tuanya ke posko, kedua bayi ini mengalami sesak napas, tampak pucat dan langsung dirujuk ke rumah sakit.

Dari catatan Posko PKS ini, selain 300 an orang yang menginap di pengungsian, ada pula 175 orang lagi yang datang berobat. Rata-rata mengalami sesak napas, mual, lemas dan pusing.

Masyarakat tentu berbahagia bila ada pihak-pihak yang bisa memberikan bantuan yang kongkrit kepada kondisi kesehatan mereka. Tak heran, maka posko kesehatan seperti  yang diselenggarakan oleh PKS ini menjadi dambaan warga masyarakat terdampak bencana.