Ngelmu.co – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cemas, RI, berpotensi menjadi episentrum COVID-19 dunia, jika tak ada perubahan. Pasalnya, hingga kini, gelombang pertama belum mencapai puncak.
“Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum Covid dunia,” kata Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi.
“Yang mana akan berdampak semakin buruk, pada ekonomi dan kesehatan negara kita,” imbuhnya, seperti dilansir CNN, Jumat (18/9).
Kematian ratusan dokter dan tenaga kesehatan selama pandemi, lanjut Adib, turut menambah pekerjaan besar pihaknya, untuk tetap memberi pelayanan kesehatan yang proporsional.
Tercatat hingga Kamis (17/9), dokter yang meninggal akibat terpapar Corona, mencapai 117 orang.
Para ‘pahlawan’ itu tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Angka terbanyak, ada di Jawa Timur dan Sumatra Utara.
“Angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini, menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah,” ujar Adib.
Baca Juga: Ketika Kemenkes Jadi Klaster Penyebaran COVID-19 Terbanyak di 27 Kementerian
Mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia, ia mengaku paham, ada kebutuhan ekonomi yang perlu diperhatikan.
Namun, kata Adib, masyarakat seharusnya bisa tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Pandemi ini tidak akan pernah berakhir, apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat,” imbaunya.
“Dan hal ini, tentunya juga akan berdampak negatif, bukan hanya pada kesehatan. Namun, juga ekonomi secara berkepanjangan,” sambung Adib.
Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar, pun mengatakan jika jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia, tertinggi di Asia.
“Kasus penularan yang tak terkontrol di masyarakat, akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan,” tuturnya.
“Ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid, dan sulitnya mencari tempat perawatan,” lanjut Eka.
Secara kumulatif hingga Kamis (17/9), kasus positif Corona di Indonesia, mencapai 232.628 orang.
Di mana 166.686 orang dinyatakan sembuh, 9.222 orang meninggal dunia, dan 56.720 orang lainnya, masih dalam perawatan.