Awalnya, Mega, menjelaskan alasan mengapa ia menjadi tokoh BMKG.
Mega pun bercerita, bahwa saat itu, ia menjabat wakil presiden, dan mendapat tugas dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), untuk menangani bencana konflik dan bencana alam.
“Mungkin, saya harus menyampaikan, mengapa saya muncul di BMKG ini,” tutur Mega. “Supaya, ya, dapat dimengerti, mengapa disebut tokoh.”
“Jadi, sedikit saja, ketika saya menjadi wakil presiden, saya ditugasi oleh Presiden Abdurrahman Wahid, untuk menangani, pada waktu itu adalah bencana konflik dan bencana alam,” jelas Mega.
“Jadi, ini tentunya karena penugasan dari presiden, saya menyatakan siap,” imbuhnya dalam sambutan.
Lebih lanjut, Mega, mengungkapkan bahwa saat itu, ia langsung mencari lembaga yang menangani masalah kebencanaan.
Namun, ia mengaku terkejut, ketika mengetahui kantor yang menangani bencana alam, ada di bawah direktorat jenderal kementerian.
“Lalu saya, ya, melalui kantor wakil presiden, saya minta untuk segera tunjukkan yang namanya yang menangani masalah bencana alam,” kata Mega.
“Dan saya benar-benar terkejut, karena waktu itu tempat yang sekarang disebut BMKG itu, berada di subdirektorat jenderal,” jelasnya.
Atas dasar tersebut, Mega, mengaku langsung meminta Gus Dur, melakukan perubahan.
Ia juga mengaku, kala itu, mengancam mundur dari ketua penanggulangan bencana.
“Jadi, singkat, saya melaporkan hal ini kepada Presiden Abdurrahman Wahid,” tuturnya.
“Dan saya mengatakan, ‘Kalau ini tidak diubah, Pak, maka saya ingin mengundurkan diri dari tugas menjadi ketua penanggulangan bencana’,” cerita Mega.
“Saya, yang saya ingat, Presiden Gus Dur, bertanya, ‘Kenapa demikian, Bu?’, ya, artinya saya, yang harus saya hadapi adalah akan menjadi sebuah proses yang lambat,” ucap Mega.