Ngelmu.co – Jangan hilangkan jasa ulama. Sebab, tak pantas rasanya meragukan pengorbanan ulama dan santri, dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Seperti yang disampaikan KH Tb Ahmad Rifqi Chowas, di seminar nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon, di Komando Resort Militer (Korem) Cirebon, Ahad (17/11).
Ia membahas soal peristiwa yang paling menonjol, yakni pertempuran di Surabaya, 10 November 1945.
“Resolusi Jihad NU adalah salah satu bukti bahwa umat Islam Indonesia selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI,” tuturnya.
“Tanpa adanya Resolusi Jihad ini, bisa jadi kita masih dijajah Sekutu,” sambung Kiai yang akrab disapa Kang Entus, seperti dilansir nu.or.id.
Pengasuh Pesantren Daarusalam Buntet Pesantren Cirebon itu pun menyayangkan, adanya upaya sebagian kelompok, menghapus peran ulama dan santri dalam sejarah perjalanan Indonesia.
Seperti pada buku-buku sejarah di sekolah, yang menampilkan perang 10 November 1945, tanpa menceritakan peran ulama dan santri.
“Bung Karno punya Jas Merah, yaitu Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah,” kata Ketua LBM PCNU Cirebon itu.
“Kita punya Jas Hijau, yaitu Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama,” pungkasnya tegas.
Baca Juga: Ulama Mesir: 3 Tanda Kiamat Kubra Sudah Terlihat
Maka, Kang Entus mendorong, kalangan muda, khususnya para mahasiswa, agar terus belajar, hingga mendapatkan pengetahuan dengan komprehensif.
Seperti KH. Hasyim Asy’ari, yang merupakan ulama, tokoh bangsa, pahlawan nasional, sekaligus Pendiri Nahdlatul Ulama.
Ia mempelopori para ulama, santri, masyarakat, dan umat dari berbagai lapisan dengan fatwanya Resolusi Jihad, melawan penjajah.
Termasuk menginspirasi pidato Bung Tomo, dengan pekikan kalimat takbir ‘Allahu Akbar’, dalam menghadapi gempuran pasukan sekutu Belanda, di Surabaya.