Ngelmu.co – Mendengar pemerintah Jepang, menggratiskan vaksin COVID-19 untuk seluruh warga negaranya, para pengguna media sosial–khususnya Twitter–di Indonesia, pun menyampaikan keheranannya.
“Pemerintahan kok gini, ga masuk akal, mending dijual aja vaksinnya, dikomersilin, kalo perlu ditimbun, biar yang kaya makin kaya. Pemerintah Jepang keknya masih noob nih pengelolaannya,” cuit @CambodiaDuta.
“Pemerintahan sana kok sungguh-sungguh, ya, melayani warganya, aneh banget ini,” saut @usaha_ya.
“Di sebuah negara, konon katanya, kalo ga vaksin malah mau didenda,” tulis @Boecinakut.
“Hmm, kok aneh banget sih pemerintahan Jepang, ‘kan itu bisa dijadiin buat ngeraup untung besar-besaran, harusnya bayar, dan yang ogah divaksin, didenda… ehm,” kata @andhikadheap.
“Apa sih, ga niat banget jadi pemerintah, tiru lah pemerintah negara indo. Apa-apa harus menghasilkan uang,” tutur @chandharma666.
“Dasar pemerintah yang tidak dapat ditiru, kok ya bisa, mentingin rakyat sampe segininya, apa ndak takut gaji loe kena potong,” sindir @dzakamalikafkar.
Baca Juga: Tak Ingin Brasil Jadi Kelinci Percobaan, Presiden Tidak Akan Beli Vaksin Sinovac
Sebelumnya, pemerintah pusat Jepang, telah mengeluarkan Undang-undang guna memberikan vaksin COVID-19, kepada seluruh warga negaranya secara gratis.
Undang-undang itu lahir, setelah majelis tinggi parlemen menyetujui untuk menguatkan keputusan serupa dari majelis rendah.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, beleid baru tersebut, juga membuat pemerintah daerah bertanggung jawab mengelola imunisasi.
Langkah itu mulai berlaku ketika gelombang baru infeksi virus telah mendorong daerah paling parah, untuk menutup bar dan restoran lebih awal.
Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga, pun diminta untuk menangguhkan sebagian program insentif perjalanan, tujuannya untuk menopang ekonomi regional.
Sebagai informasi, jumlah korban tewas di Jepang, sejauh ini merupakan yang terendah di negara maju Kelompok Tujuh.
Mengutip Tempo, Jepang, juga mengalami penurunan ekonomi yang paling buruk, dalam catatan kuartal April-Juni.
Namun, Suga, juga sudah berjanji untuk mengamankan dosis vaksin yang cukup untuk seluruh rakyat, pada paruh pertama 2021.
Tetapi sejauh ini, masih belum jelas penduduk asing mana saja yang akan memenuhi syarat untuk vaksinasi gratis.
Terlepas dari itu, tidak semua warga negara Jepang, antusias dengan imunisasi.
Berdasarkan survei Ipsos, di bulan Oktober, menunjukkan bahwa hanya 69 persen responden yang bersedia menerima vaksin, jika tersedia.
Angka itu lebih rendah, dari rata-rata global, yakni sebesar 73 persen.