Maju tidaknya Prabowo menjadi Capres merupakan faktor terpenting jadi atau tidak terbentuknya poros ketiga. Kita mengetahui bahwa Prabowo Subianto, Ketum Gerindra, sudah dua kali merasakan panasnya suhu pilpres. Prabowo menjadi cawapres pendamping Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009, kemudian duet Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Dua-duanya belum membawa hasil positif buat Prabowo.
Namun, Menjelang Pilpres 2019, Prabowo terlihat memberi sinyal kuat untuk tidak maju ke Pilpres 2019. Setelah dua kali tidak menghadiri dekralasi internal Gerindra, menjelang 11 April 2018 yang merupakan tanggal penobatan Prabowo sebagai capres Gerindra, semakin kuat sinyal Prabowo lebih memilih menjadi king maker.
Dikutip dari Detik.com, “Kalau kita bicara bertarung atau tidak, ini kita harus melihat apakah Pak Prabowo maju atau memposisikan sebagai king maker,” ujar Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa. Desmond menuturkan ketum Gerindra banyak berhitung politik. Perhitungan tersebut ujungnya terkait tokoh yang akan didorong Gerindra dan koalisinya ke Pilpres 2019. Sebagai bocoran, paling tidak ada dua nama yang sedang ditimbang Prabowo yaitu Jenderal Purn Gatot Nurmantyo) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa juga menyatakan bahwa, Menurutnya belum tentu gerakan #2019GantiPresiden itu menginginkan Prabowo Subianto menjadi pengganti Presiden Joko Widodo. Ada pertimbangan apakah harapannya Pak Prabowo atau ada calon lain? Dia juga menegaskan bahwa Gerindra terbuka mengusung capres selain Prabowo. Yang penting, Jokowi harus diganti pada 2019. Gerindra akan mengikuti harapan masyarakat. Maju sendiri atau orang lain, tujuannya mengalahkan Jokowi. Tidak ada kegalauan itu bagi Pak Prabowo. Menurutnya, Prabowo hanya menimbang apakah maju atau memposisikan sebagai king maker.
Baca Juga : Permainan Cantik Prabowo Bikin Jokowi Galau
Poros ketiga Tinggal Mimpi
Dikutip dari detik.com, Amir Syamsuddin, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, khawatir wacana poros ketiga akan jadi mimpi bila Prabowo tidak jadi maju capres. Menurutnya, tujuan dari poros ketiga ini adalah membuat demokrasi semakin berwarna. Namun Amir tak mau berspekulasi lebih jauh soal pencapresan Prabowo. Menurutnya, maju-tidaknya Prabowo pada akhirnya tergantung pertimbangan Ketum Gerindra itu sendiri.
Sedangkan menurut Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Gerindra merupakan kunci terbentuknya poros ketiga di Pilpres 2019. Jika Prabowo tak maju, kemungkinan hanya ada dua pasangan calon di Pilpres 2019. Yusril, juga menyampaikan pandangan soal kemungkinan koalisi yang ada, yang potensinya ada pada Partai Demokrat.
“Saya bukan tukang ramal. Tentu parpol akan mengkalkulasi apa yang terbaik. Kalau sekiranya Pak Prabowo maju, mungkin barangkali Pak SBY tidak akan bergerak ke arah sana, mungkin ke pihak sebelah ini. Kalau misalnya tidak ada Pak Prabowo maju, bisa jadi lain cerita. Saya kira siapa yang paling mungkin secara elektabilitas,” ucap Yusril.