Ngelmu.co – Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, tak hanya menyatakan bahwa Indonesia tak bisa ikut campur terkait permasalahan Muslim Uighur yang terjadi karena hal itu menjadi urusan dalam negeri pemerintah China,
tapi juga mengatakan bahwa bisa saja tindakan Pemerintah Cina yang menekan Suku Muslim Uighur adalah upaya deradikalisasi.
Sebab, tak jarang kejadian terorisme di Indonesia melibatkan pelaku dari Suku Muslim Uighur seperti kasus gembong Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Wapres Jusuf Kalla mengajak masyarakat Indonesia untuk bisa kritis terhadap masalah Suku Uighur ini. Seperti mempertanyakan apakah tindakan Pemerintah Cina yang menekan Suku Uighur adalah upaya deradikalisasi di sana. Sebab, kata Jusuf Kalla, dalam beberapa kasus terorisme di Indonesia,
tak jarang melibatkan pelaku teror dari Suku Uighur seperti kasus gembong terorisme Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
“Tapi perlu juga dicatat, bahwa kita harus membedakan antara perlakukan diskriminatif dengan kemungkinan adanya deradikalisme juga. Karena ke Indonesia pun radikalisme atau teror datang dari Uighur membantu Santoso di Poso. Ada 12 orang yg ikut perang di Poso orang Uighur,” papar Jusuf Kalla.
Baca juga: Reaksi Keras Masyarakat Indonesia soal Sikap Pemerintah Indonesia untuk Uighur
Atas pernyataan Jusuf Kalla tersebut, netizen Indonesia pun memberikan reaksi. Berikut adalah beberapa reaksi yang dicetuskan netizen:
Adhietya Yudha Prakasa: “Maaf Pak Wapres, apa yg terjadi di UIGHUR itu tidak perlu lah di cari-cari kaitannya dgn situasi dalam negeri Indonesia, apalagi dikaitkan dgn aksi teroris dsb 🙏 Tidak hanya pemerintah RI kok yg punya versi sendiri dgn apa yg terjadi kepada etnis UIGHUR…..
Tetapi banyak negara & kantor / lembaga bantuan internasional menyuarakan hal yg sama terhadap UIGHUR. Pemerintah Jepang, Swiss, bbrp negara lain di Eropa semua SEPAKAT telah terjadi ETHNIC CLEANSING terhadap rakyat Uighur.
Lalu apakah kita akan menyatakan bahwa Jepang, Swiss dan negara2 Eropa lain sudah di masuki bibit radikal dari Uighur hanya karena IKUT MENGECAM??”
Ed Zamora: “Masak saudara yg ditindas dibilang teroris, buka hati Pak, inget liang lahat susah dekat.”
Hana Hania: “Negri lucu lucuan hanya ada di wkwkwkwkLand… Warga negara muslim terbesar dan pemimpin nya ngaku muslim tp berani berkata radikal,
bila tak mampu membela dgn kekuasaan tak perlu memberikan lebel radikal apalagi di kaitkan dgn hal hal yg tdk perlu.”