Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo, menargetkan proyek yang digagasnya, yakni pembangkit listrik 35.000 MW bisa rampung di 2019 ini. Namun, sayangnya target tersebut tidak mungkin tercapai. Proyek mengebut rasio elektrifikasi dan menghindari krisis listrik itu terpaksa ngaret hingga 2028 mendatang.
Melambatnya ekonomi Republik Indonesia yang sejalan dengan ekonomi dunia, disinyalir menjadi salah satu penyebab pengerjaan mega proyek itu terhambat.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu. Pertumbuhan konsumsi listrik, menurutnya, tidak setinggi proyeksi awal, sehingga hal tersebut akan berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang juga harus diundur.
“Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat,” ujarnya, Selasa (3/7), seperti dilansir dari CNBC.
Namun, Jisman menilai hal tersebut bukan sebagai gambaran proyek 35.000 MW bermasalah. Ia menjabarkan, proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement), hanya tinggal sedikit.
“Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan,” pungkasnya.
Sebelumnya, total proyek yang telah menyelesaikan perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) ini, sudah mencapai 33.251 MW (93,83 persen). Maka, yang belum meneken PPA, tersisa hanya 2.187 MW.
Namun, proyek yang telah COD sampai 15 Juni 2019 lalu, baru sekitar 3.617 MW (10 persen). Jelas, mayoritas masih ada dalam tahap konstruksi, yakni sebesar 20.119 MW (57 persen).
Sementara dari sisi transmisi, proyek yang telah selesai dan beroperasi hingga 15 Juni 2019, mencapai 16.483 kilometer sirkuit (35 persen).
Artinya, sebanyak 17.440 kilometer sirkuit (37 persen), masih ada dalam tahap penyelesaian, dan sisanya 13.620 kms (28 persen), masih dalam tahap pra-konstruksi.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
PAN: Mayoritas Pengurus Wilayah Ingin Membangun Negara Bersama Jokowi-Ma’ruf
[/su_box]
Gardu induk yang telah selesai dan beroperasi sebesar 61.223 megavolt ampere (MVA) atau 54 persen. Sementara 26.291 MVA atau 23 persen ada dalam proses penyelesaian, sedangkan sisanya 25.990 MVA atau 23 persen masih dalam tahap pra-konstruksi.
Dan untuk 6 pembangkit listrik yang menjadi bagian dari proyek 35.000 MW, akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Dengan rincian, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu lainnya berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Jika dijabarkan berdasarkan data ESDM, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, terdapat 3 dari 6 (pembangkit) yang masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8.
Namun, secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini baru mencapai 2.161,5 MW.