Ngelmu.co – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali memanen kritik.
Kali ini karena potongan pernyataannya, berbunyi, “Jangan terlalu dalam mempelajari agama…”
Sampai Senin (6/12/2021), baik Ketua MUI Pusat KH Cholil Nafis; Imam Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali; dan Ustaz Hilmi Firdaus, tampak mengingatkan.
Penjelasan Kadispenad
Mendapati pernyataan Dudung menuai perdebatan, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigadir Jenderal (Kadispenad Brigjen) Tatang Subarna, memberi penjelasan.
“Maksud Kasad, mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru.”
Demikian pernyataan Tatang, Ahad (5/12/2021) malam, sebagaimana Ngelmu kutip dari cuitan akun Twitter resmi @tni_ad, Senin (6/12/2021) pagi.
Warganet Bertanya
Membaca penjelasan Kadispenad atas pernyataan KSAD Dudung, para pengguna media sosial Twitter pun bertanya.
Pemilik akun @zarazettirazr, salah satunya. “Gurunya boleh mengajar pakai bahasa Arab apa enggak? Nanya benaran, biar enggak bingung.”
Sementara akun @AdhiPrYo, bilang, “Sama sekalian mau tanya, siapakah gurunya Kasad yang ngajarin bahwa ‘Tuhan itu bukan orang Arab’?”
“Please, jawab, ya. Saya cinta TNI. Bravo TNI. Sebagai alat pertahanan negara,” imbuhnya mendukung.
Ada juga @masawep, yang menyelipkan doa untuk Dudung, saat menanggapi persoalan ini.
“Kirain wartawan salah kutip. Ternyata fix, kalimat dari mulut beliau,” tutur Arief Arbianto, di awal.
“Aku cuma berdoa, semoga Allah memberi hidayah pada bapak ini, mati dalam husnul khatimah, hidup sebagai muslim yang taat, diberi kesempatan belajar agama dengan baik, dan mencintai sesama muslim. Allahumma aamiin,” tutupnya.
KH Cholil
Sebelumnya, pada Ahad (5/12/2021) malam, Kiai Cholil bertanya, “Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama?”
Melalui akun Twitter pribadinya, @cholilnafis, ia bilang, “Saya menawarkan standardisasi da’i MUI, kalau mau berganti profesi sebagai penceramah agama.”
Lebih lanjut, ia pun mengingatkan, “Baiknya fokus pada tugas pokoknya saja.”
“Yaitu pertahanan negara, dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI,” tegas Kiai Cholil.
Imam Shamsi
Imam Shamsi juga menanyakan pernyataan Dudung, “Kenapa, ya, agama ini selalu jadi target?”
“Logika yang benar, harusnya mengatakan, ‘Belajar dan dalami agama’, agar tidak salah paham,” sambungnya, juga melalui akun Twitter pribadi, @ShamsiAli2.
“Justru ilmu seadanya, rentang jadi masalah. Jenderal, baiknya ubah mindset,” pesan Imam Shamsi.
Ustaz Hilmi
Meski tidak melampirkan pernyataan Dudung, tetapi Ustaz Hilmi juga memberikan tanggapannya.
Melalui akun Twitter pribadinya, @Hilmi28, ia menyampaikan pendapat.
“Pernyataan yang benar itu begini, Pak: ‘Perdalamlah mempelajari agama, pahamilah secara menyeluruh, agar tidak salah paham tentang agama dan orang-orang yang mencoba taat pada agamanya’.”
Sudah lebih dari 2.300 akun yang menyukai cuitan tersebut–saat berita ini ditulis.
Salah seorang pengguna Twitter, @prihtionosejati, pun membalas twit Ustaz Hilmi.
“Ini pernyataan yang benar. Bukan mengatakan bahwa jangan menperdalam agama. Lah kita ini diperintahkan untuk memahami agama.”
Kalau mendalami memang harus dalam, kan? Mungkin kalimat tepatnya, “Jangan terlalu dangkal mendalami agama.” Atau “Jangan terlalu dalam mendangkali agama.”
Eh, gimana? https://t.co/0wkj3oi1Th
— Salim A. Fillah (@salimafillah) December 5, 2021
Baca Juga:
‘Jangan Terlalu dalam Mempelajari Agama’
Beberapa waktu lalu, KSAD Jenderal TNI Dudung, bertausiah di Masjid Nurul Iman, Kota Jayapura, Papua.
Selain memberi bantuan untuk pengurus masjid di sela kunjungan kerja, ia juga menyampaikan kuliah Subuh.
Dari video yang terunggah pada akun Dispenad, terekam bagaimana Dudung, membahas soal implementasi rasa syukur.
Ia juga membahas tingkatan keimanan umat Islam. “Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat.”
“Oleh karenanya, banyak sebagian dari orang Islam, sering terpengaruh, katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
“Oleh karenanya, jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama.”
Demikian tutur Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid, seperti Ngelmu kutip pada Ahad (5/12/2021).
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan pandangannya kepada jemaah salat Subuh, dampak jika terlalu dalam mempelajari agama.
Selengkapnya, baca di: