Ngelmu.co – Kapolri Jenderal Polisi, Tito Karnavian, menyatakan bahwa dirinya optimistis terkait potensi kerawanan di Pilkada serentak 2018 yang diprediksi akan terjadi tidak terlalu tinggi. Hal tersebut, menurut Tito, dikarenakan Indonesia sudah berpengalaman menggelar Pilkada serentak tahun 2015 dan 2017.
Pada pilkada gelombang pertama 2015 ada 269 daerah yang memilih kepala daerah. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan Pilkada 2018 dengan 171 daerah.
“Potensi kerawanan pilkada ini sebetulnya tidak terlalu tinggi, kenapa? Karena kita sudah sering mengalami pilkada. Ditahun 2015 saja ada 200 lebih pilkada berlangsung aman. Tahun lalu 101 kita aman,” kata Tito dalam rapim Polri, di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Rabu 24 Januari 2018.
Tito percaya bahwa kelancaran dan keamanan Pilkada 2018 juga merupakan keyakinan dari Pemerintah dan TNI.
“Ini catat poinnya Polri, TNI, Pemerintah yakin bahwa Pilkada di 171 wilayah ini berlangsung aman,” katanya.
Keyakinan diri Tito bahwa pilkada akan berjalan aman dan lancar juga karena alasan bahwa dalam Pilkada 2018 banyak partai oposisi yang mengusung pasangan calon yang sama dengan partai pendukung pemerintah. Menurut Tito, dengan ini, sulit mengeksploitasi isu SARA di Pilkada 2018.
“Memang ada beberapa antara partai oposisi dan pemerintah yang calonnya berbeda, tapi artinya latar belakangnya tak bisa dieksploitasi masalah agama dan lain-lain seperti di Jawa Barat,” jelasnya.
Dengan banyaknya partai oposisi yang mendukung jagoan pemerintah, Tito menyebut potensi emosional yang muncul nanti berupa emosional perorangan. Hal itu berbeda karena bukan emosional poros partai, seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta.
Tito pun yakin kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi semakin tinggi sehingga Pilkada dapat berjalan aman. Dan poin terpenting adalah kekompakan antara Polri dan TNI. Karena TNI Polri kompak sampai jajaran terbawah Insya Allah akan aman.