Ngelmu.co, JAKARTA – Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) merilis hasil surveinya tentang peluang dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, memenangi pilkada di provinsi itu.
Dalam siaran pers pada Rabu 6 Juni 2018, NCID menyimpulkan bahwa persaingan antara pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziah cukup ketat. Sebab, selisih persentase elektabilitas keduanya relatif tipis. Namun, NCID mengklaim Sudirman-Ida unggul tipis dari Ganjar-Yasin.
Pasangan Sudirman-Ida, menurut hasil survei yang diselenggarakan selama periode 4-10 Mei 2018 itu, unggul 46,1 persen. Sementara itu, Ganjar-Yasin 44,2 persen. Sisanya atau 9,7 persen responden belum menentukan pilihan.
Menurut Direktur Eksekutif NCID, Jajat Nurjaman, beberapa isu lokal menjadi perhatian masyarakat adalah persoalan bidang ekonomi, di antaranya kemiskinan di Jawa Tengah yang masih tergolong tinggi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Penerapan Kartu Tani yang menjadi program andalan gubernur nonaktif Ganjar, justru dianggap membuat petani sulit mendapatkan pupuk. Persoalan infrastruktur juga menjadi isu lokal lain, karena masih banyak ditemui jalan raya yang rusak dan berlubang.
“Inilah salah satu indikator masyarakat menentukan pilihannya kepada pasangan Sudirman-Ida, karena diharapkan dengan kepemimpinan baru dapat membawa perubahan yang lebih baik,” katanya.
Ganjar Pranowo dan Sudirman Said dianggap memiliki popularitas khusus, karena mereka pernah berkiprah di tingkat nasional: Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI dan Sudirman pernah menjabat menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Karena alasan itu pula, kata Jajat, Ganjar dan Sudirman sedikit atau banyak dikaitkan dengan isu-isu yang bersifat nasional, sebagaimana informasi yang beredar di media massa maupun media sosial.
“Isu nasional yang menjadi perhatian masyarakat, baik informasinya diperoleh melalui media televisi, media online, dan media sosial, yaitu kasus korupsi e-KTP yang diduga melibatkan Ganjar. Walaupun dugaan korupsi tersebut belum ada kejelasan lebih lanjut, tidak dapat dimungkiri hal ini berdampak pada turunnya elektabilitas Ganjar-Yasin,” katanya.
Sudirman-Ida, Jajat menambahkan, dianggap sebagai sosok pemimpin yang bersih dan memiliki komitmen untuk memberantas korupsi. Sudirman dikenal sebagai aktivis antikorupsi dan mantan menteri ESDM yang berani membongkar kasus “Papa Minta Saham” PT Freeport Indonesia. Kasus itu melibatkan Setya Novanto, ketua DPR kala itu.
Berdasarkan perhitungan politik, pasangan Ganjar-Yasin dengan elektabilitas di bawah 50 persen sangat rawan dan belum menunjukkan posisi aman. Sementara itu, Sudirman-Ida mampu mengoptimalkan kampanyenya, sehingga semakin dikenal dan dipilih oleh masyarakat Jawa Tengah.
Namun, kemenangan Pilgub Jateng 2018 masih ditentukan oleh strategi kandidat di sisa masa kampanye. Sebab, masih ditemukan masyarakat yang belum menentukan pilihan yang dapat mengubah arah kemenangan.
Survei itu dilakukan dengan mewawancarai 1.200 responden di Jawa Tengah, dengan komposisi pemilih laki-laki dan perempuan (50:50) yang menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,83 persen.