Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering absen sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sejak ia dilantik menjadi Presiden Indonesia pada 2014 lalu. Ia justru menunjuk Wakil Presiden, Jusuf Kalla sebagai penggantinya berpidato di mimbar terhormat.
Ketidakhadiran Jokowi, tentu menimbulkan tanda tanya bagi setiap pihak. Namun, menurut Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut bahwa tugas Jokowi sebagai kepala negera cukup menyita.
“Tugas-tugas Presiden cukup menyita (sehingga) menugaskan Wapres sebagai representasi,” ujar Moeldoko seperti dilansir dari Detik, Selasa (24/9/2019)
Selama periode ini, delegasi Indonesia diketuai oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK). Sidang umum PBB digelar di New York, Amerika Serikat (AS).
Rangkaian Sidang Majelis Umum ke-74 PBB (United Nations General Assembly-UNGA) sebenarnya sudah dimulai sejak 17 September 2019. Hari Senin (23/9) menjadi hari pertama High Level Week di mana pemimpin dari berbagai negara berkumpul di Markas PBB di New York.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Kekang Kebebasan Beragama, Partai Komunis China Bongkar Kubah Masjid
[/su_box]
Dilansir dari Sindonews, menurut Pangi Syarwi Chaniago, CEO Voxpol Center, ketidakhadiran Jokowi untuk memberikan pidato dalam sidang umum PBB dinilai sebagai kerugian besar bagai Indonesia.
“Kenapa tidak belajar dari Soekarno, setiap panggung internasional diambil dan disikat oleh Soekarno,” katanya, pada Selasa (23/9/2019).
Berikut ini gambaran singkat agenda sidang umum PBB:
• 17 September: Rangkaian Sidang Majelis Umum PBB dimulai
• 23 September: Climate Action Summit dan High-Level Meeting on Universal Health Coverage
• 24-30 September: General Debate
• 24-25 September: SDG Summit
• 26 September: High Level Dialogue on Financing for Development
• 27 September: High Level Midterm Review of The Samoa Pathway