Ngelmu.co – Pandji Pragiwaksono, hadir di podcast ‘Close The Door’ Deddy Corbuzier. Salah satu yang mereka bahas adalah soal pencalonan Marshel Widianto sebagai Calon Wakil Wali Kota (Cawawalkot) Tangerang Selatan (Tangsel).
Pencalonan Marshel dalam Pilkada 2024 mendatang ini memang mendapat penolakan dari sejumlah pihak.
Termasuk, Pandji. Ia tidak setuju rekan sesama komikanya itu mencalonkan diri menjadi wakil wali kota.
Pandji punya alasan, mengapa ia keberatan dengan pencalonan tersebut.
“Kalau gue jadi orang yang dekat sama Gerindra, misalnya gue jadi buzzer-nya, gue akan bilang, ‘Ngapain lo milih orang yang dulunya antar jemput l*nte, untuk jadi wakil Wali Kota Tangsel?” kata Pandji di hadapan Deddy.
“Dulunya bandar sabu, dan abis itu suka beli b*kep… maksud gue boleh, memang enggak ada orang lain?” sambungnya.
View this post on Instagram
Baca juga:
Pandji juga meragukan kemampuan Marshel dalam berpolitik.
Sebab, Marshel, tidak memiliki latar belakang di bidang politik, sehingga kredibilitasnya kurang meyakinkan.
“Populer doang. Kalau gue jadi wakil wali kota lain, tersinggung gue,” kata Pandji.
“Gue sekolah, gue ngelewatin proses, gue belajar tata kota, gue belajar humaniora, belajar sosial, untuk kemudian gue bisa menjabat jadi wakil wali kota.”
“Tiba-tiba ada Marshel Widianto? Ngapain?” kata Pandji.
Meskipun tidak setuju, Pandji, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Marshel.
Menurutnya, pihak partai lah yang seharusnya berpikir lebih matang, sebelum mengajukan kadernya dalam pemilihan berikutnya.
Pihak partai juga harus lebih mendalami latar belakang dan masa lalu orang yang akan dicalonkan.
“Tapi bukan kesalahan Marshel, menurut gue. Anak Stand Up Indo, isinya orang susah, kami itu punya mentalitas, ada job, berangkat abangku. Apa pun itu.”
“Harusnya yang jadi pengambil keputusan itu adalah partai dan pimpinan partainya,” tegas Pandji.