Ngelmu.co – Sebelum Sandiaga Uno resmi dipilih Prabowo Subianto sebagai cawapresnya, Wasekjen Partai Demokrat melontarkan tudingan bahwa Sandi memberikan mahar politik kepada PKS dan PAN masing-masing Rp 500 Miliar.
Diketahui bahwa sesaat sebelum terpilihnya Sandiaga Uno sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto dipenuhi dengan drama dan intrik politik. Tarik ulur koalisi antara Partai Demokrat dengan Gerindra pun sempat terjadi. Bahkan, hubungan yang kurang baik tersebut diperuncing dengan cuitan salah satu elite Partai Demokrat di twitter.
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai ‘jenderal kardus’ karena lebih mementingkan mahar Rp 500 miliar dari Sandi ketimbang urusan bangsa.
Baca juga: Demi Jakarta Sandi Pilih Mundur dari Wagub
Terkait tudingan uang mahar masing-masing Rp 500 miliar untuk PKS dan PAN, Sandi yang namanya disebut angkat bicara. Sandi menyatakan hal tersebut bisa diselesaikan di KPK. Sebab, menurut Sandi, harus benar-benar dipastikan dengan jelas sumber dananya.
“Tentunya apa yang menjadi concernnya Pak Andie Arif itu menjadi concern nasional dan akan kita bicarakan di KPK, ini harus ada kejelasan sumbernya dari mana, harus jelas,” kata Sandi di Simpruk, Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/8), dikutip dari Kumparan.
Sandi menyatakan bahwa semua sumber dana memang harus diusut jelas. Berdasarkan pengalaman terdahulu, Sandi memahami bahwa biaya kampanye akan sangat tinggi di level nasional. Kejelasan sumber dana diperlukan agar politik kita lebih terbuka, bersih, dan bisa dipercaya.
“Yang di DKI sudah cukup mahal, apa lagi di level nasional, ini harus ada pemikiran tokoh-tokoh yang mengerti pengelolaan dana kampanye yang sama-sama memberikan masukan agar ada perubahan di Republik ini. Sehingga politik kita lebih terbuka, bersih, dan bisa dipercaya,” papar Sandi.