Kenapa Laki-laki Sering Minder dengan Perempuan, Baik Calon Pasangan Maupun Pasangannya?

ilustrasi kartun seorang pria yang terlihat gugup dan minder, sementara di belakangnya seorang wanita tersenyum percaya diri dan melambaikan tangan

Sebelum mulai, gue pengen cerita sedikit tentang curhatan seorang teman. Dia cowok, sebut aja namanya Ari.

Dia suka sama seorang cewek yang menurut dia idaman banget. Cewek ini, dari segi sifat, penampilan, sampai sikap, bikin Ari kepincut.

Masalahnya, meski Ari merasa cewek itu juga merespons positif, dia malah jadi minder.

“Gue tuh nggak selevel sama dia,” gitu kira-kira kalimat yang jika diterjemahkan menggunakan bahasa sehari-hari (btw si Ari ini orang daerah yang jarang menggunakan gue-elu.)

Padahal, cewek yang Ari suka nggak pernah mempermasalahkan status, pekerjaan, atau kondisi fisiknya.

Bahkan, si cewek terkesan nerima apa adanya.

Tapi entah kenapa, Ari malah ‘menolak’ untuk membawa hubungan ini ke arah yang lebih serius, hanya karena rasa minder yang begitu dalam.

Sedihnya, setelah waktu berlalu, Ari bilang dia nyesel nggak coba lebih serius.

Nah, cerita seperti ini sebenarnya sering banget kita temui di sekitar kita.

Ada banyak cowok yang merasa nggak cukup baik untuk perempuan yang mereka idamkan, meski kenyataannya, si perempuan nggak pernah menuntut apa-apa.

Kenapa sih, cowok sering minder sama cewek, baik calon pasangan atau pasangannya sendiri?

Mari kita coba kupas fenomena ini dari berbagai sisi: psikologi, sosial, dan bahkan agama.

 

1. Faktor Sosial dan Budaya: Ekspektasi yang Berlebihan

Salah satu penyebab utama kenapa cowok bisa minder di depan cewek adalah karena tekanan sosial dan ekspektasi yang nggak realistis.

Di banyak budaya, termasuk di Indonesia, cowok sering kali dianggap harus lebih ‘di atas’ dalam berbagai hal: pendidikan, penghasilan, status sosial, sampai penampilan fisik.

Ketika cowok merasa mereka nggak memenuhi standar itu, rasa minder langsung muncul.

Menurut Journal of Social and Personal Relationships, salah satu studi menemukan bahwa laki-laki yang merasa status sosial atau ekonominya lebih rendah dari pasangannya cenderung merasa kurang percaya diri.

Hal ini sering kali berujung pada kecenderungan mereka untuk menjauh dari hubungan serius karena takut dianggap nggak layak.

Ekspektasi seperti ini datang bukan cuma dari lingkungan, tapi juga dari diri sendiri.

Cowok sering kali merasa punya tanggung jawab untuk menjadi “pemberi” dalam hubungan, entah dalam hal materi atau emosi.

Ketika mereka merasa nggak mampu, minder pun datang, dan akhirnya mereka cenderung mundur, meskipun dalam hati kecil, ada rasa penyesalan.

 

2. Psikologi Rasa Minder: Takut Ditolak atau Gagal

Dalam psikologi, perasaan minder ini sering disebut dengan inferiority complex.

Rasa ini muncul ketika seseorang merasa kurang dibandingkan dengan orang lain, dan akhirnya menurunkan kepercayaan diri mereka.

Dalam konteks hubungan, cowok yang minder sering merasa nggak cukup baik untuk cewek yang mereka suka, bahkan ketika cewek tersebut sebenarnya nggak mempermasalahkan apa pun.

Profesor di bidang psikologi sosial, Dr. Judith Anderson, mengatakan bahwa laki-laki cenderung menyamakan nilai diri mereka dengan pencapaian mereka.

Ketika mereka merasa pencapaian mereka belum sepadan dengan pasangan atau calon pasangan, mereka langsung merasa tidak layak.

Padahal, seperti yang gue lihat dari cerita Ari tadi, rasa minder ini sering kali lebih berakar pada persepsi yang salah.

Cewek yang dia suka sebenarnya menerima dirinya apa adanya, tapi Ari terus merasa ada yang kurang dari dirinya.

 

3. Pengaruh Islam: Keharusan untuk Yakin Diri dan Saling Menerima

Dalam pandangan Islam, minder terhadap pasangan atau calon pasangan bukanlah sesuatu yang dianjurkan.

Islam mengajarkan untuk saling menerima dan menghargai pasangan. Dalam Al-Qur’an, tepatnya di Surah An-Nisa ayat 1, disebutkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari jiwa yang sama, yang berarti keduanya memiliki kedudukan yang setara di hadapan Allah.

Maka dari itu, seharusnya tidak ada rasa inferior di antara satu sama lain.

Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, meskipun keduanya memiliki kebaikan.”

Ini bisa diartikan sebagai dorongan untuk selalu percaya diri dan kuat, termasuk dalam hubungan.

Islam menganjurkan agar pasangan saling melengkapi dan mendukung, bukan malah merasa lebih rendah atau tidak layak.

Rasa minder bisa jadi merupakan bisikan setan yang ingin membuat manusia menjauh dari hal-hal baik, termasuk hubungan yang halal.

 

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Khadijah: Teladan Kepercayaan Diri dan Penerimaan
Salah satu kisah inspiratif dalam Islam terkait hubungan dan rasa percaya diri datang dari pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah binti Khuwailid,

RA. Khadijah adalah seorang wanita terpandang, kaya raya, dan memiliki status sosial tinggi di kalangan Quraisy.

Meski Nabi Muhammad SAW saat itu hanyalah seorang pedagang dengan kehidupan yang sederhana, beliau tidak merasa minder atau rendah diri.

Kepercayaan dirinya lahir dari keyakinan terhadap kualitas pribadinya yang jujur, amanah, dan berakhlak mulia.

Khadijah pun bukan hanya menerima Nabi Muhammad SAW apa adanya, tetapi juga melamarnya lebih dulu, menunjukkan bahwa cinta sejati tidak memandang status atau materi.

Pernikahan ini mengajarkan bahwa hubungan yang sehat dibangun di atas dasar rasa saling menghargai dan percaya.

Nabi Muhammad SAW dan Khadijah RA saling mendukung satu sama lain, baik dalam suka maupun duka.

Kisah mereka adalah contoh nyata bahwa rasa minder tidak seharusnya menghalangi seseorang untuk menjalin hubungan yang baik.

Kepercayaan diri dalam membangun hubungan bukan hanya soal materi, tapi juga keyakinan terhadap akhlak dan niat baik yang dimiliki.

 

4. Penyesalan yang Terlambat: Menyesal Setelah Mundur

Salah satu hal yang sering kali dialami cowok setelah memutuskan untuk mundur karena minder adalah penyesalan.

Mereka merasa bahwa jika mereka sedikit lebih percaya diri dan tidak terlalu terpengaruh oleh rasa minder, hubungan mereka bisa berjalan dengan baik.

Seperti yang dialami Ari, rasa minder sering kali justru berujung pada penyesalan setelah waktu berlalu.

“Andai aja gue lebih yakin sama diri sendiri, mungkin gue sekarang udah sama dia,” begitu mungkin kira-kira perasaan yang muncul.

Sayangnya, rasa minder ini sering kali bikin cowok nggak bisa melihat peluang yang ada di depan mata, dan ketika mereka menyadarinya, segalanya udah terlambat.

Penelitian dari International Journal of Behavioral Development juga menunjukkan bahwa perasaan menyesal ini sangat umum pada laki-laki yang pernah mengalami rasa minder dalam hubungan.

Mereka cenderung merasa bahwa keputusan mereka untuk mundur adalah kesalahan yang berakar pada ketidakmampuan mereka untuk menghadapi rasa takut ditolak atau merasa tidak layak.

 

5. Cara Mengatasi Rasa Minder: Bangun Kepercayaan Diri

Lalu, bagaimana cara mengatasi rasa minder ini? Tentu saja, nggak mudah untuk menghilangkan rasa rendah diri, terutama jika ekspektasi sosial sudah tertanam kuat dalam diri kita. Namun, ada beberapa cara yang bisa membantu:

  1. Fokus pada Kelebihan Diri: Ingatlah bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Alih-alih fokus pada apa yang kamu anggap kurang, coba lihat hal-hal yang kamu punya dan bisa tawarkan dalam hubungan.
  2. Berkomunikasi dengan Pasangan: Jika kamu sudah punya pasangan atau calon pasangan, jangan ragu untuk membuka obrolan soal rasa insecure yang kamu rasakan. Bisa jadi, pasanganmu justru bisa memberikan dukungan dan menghapus rasa minder itu.
  3. Berusaha Lebih Baik, Tapi Jangan Berlebihan: Nggak ada salahnya berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri, tapi ingat bahwa kamu juga harus realistis. Jangan sampai usaha untuk “lebih baik” malah bikin kamu tambah tertekan.
  4. Berpegang pada Prinsip Agama: Dalam Islam, saling menghargai dan menerima adalah salah satu kunci kebahagiaan dalam hubungan. Ingat bahwa dalam pandangan Allah, semua orang setara, dan hubungan yang baik adalah hubungan yang didasari rasa saling menghargai.

 

Jadi, cowok yang sering merasa minder dengan pasangan atau calon pasangannya sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh ekspektasi sosial dan rasa takut yang dibangun oleh diri sendiri.

Padahal, dalam banyak kasus, perempuan justru nggak mempermasalahkan hal-hal yang cowok pikirkan.

Penting bagi laki-laki untuk memahami bahwa hubungan yang baik dibangun di atas fondasi saling menghargai dan menerima, bukan pada pencapaian atau status sosial.

Sumber kepercayaan diri juga bisa datang dari keyakinan agama, yang mengajarkan bahwa semua orang setara di mata Tuhan.

Buat kalian yang mungkin sedang mengalami hal serupa dengan Ari, ingatlah bahwa rasa minder hanya akan menghalangi kalian dari potensi kebahagiaan yang sebenarnya udah ada di depan mata.

Jangan sampai nyesel di kemudian hari!