Ngelmu.co – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo disebut sombong, oleh salah seorang warganya, karena kerap menanyakan domisili, dari pihak yang menyampaikan kritik, khususnya melalui media sosial.
Ketika Ganjar Pranowo Disebut Sombong
Adalah Ario Bayu, pria berdomisili di Purworejo, yang menyampaikan kritik kepada Ganjar, melalui akun Twitter pribadinya, @uyaboira.
Dikutip Ngelmu, awalnya, Ario me-retweet cuitan akun PDAM Tirta Amerta, @PDAMBlora, yang meminta solusi untuk mengatasi masalah pencemaran air sungai Bengawan Solo.
Mohon Solusi untuk mengatasi permasalahan pencemaran air sungai bengawan solo. 12.000 pelanggan kami bergantung kepada air baku sungai bengawan solo.
cc @LAPOR1708 dan @ganjarpranowo pic.twitter.com/MoATXz6ZJh— PDAM Tirta Amerta (@PDAMBlora) November 25, 2019
Ario pun meminta, Ganjar membereskan masalah tersebut, agar tidak membuat malu daerah yang dipimpinnya.
Namun, karena kritiknya tak kunjung mendapat respons—meski Ario sudah menginformasikan jika dirinya merupakan warga Purworejo—ia pun menyebut Ganjar sebagai sosok yang sombong.
Sombong bgt Gubernur saya. Warga daerah lain protes dibeginiin. Sejak semalam saya udah garisbawahi kalo saya adalah Warga Jateng (Purworejo), tetapi tidak digubris.
Memang, kelakuan kebanyakan Gubernur/Pejabat Publik yg Media Darling, ngga sadar diri kalo mandatnya dari rakyat. https://t.co/tDTRBwq44N pic.twitter.com/WUENr8kPOu
— Ario Bayu (@uyaboira) November 27, 2019
“Sombong banget Gubernur saya. Warga daerah lain protes di-beginiin (ditanya domisili). Sejak semalam, saya udah garisbawahi, kalo saya adalah Warga Jateng (Purworejo), tetapi tidak digubris,” tulisnya.
“Memang, kelakuan kebanyakan Gubernur/Pejabat Publik yang Media Darling, engga sadar diri kalo mandatnya dari rakyat,” sambung Ario.
“Mending Engga Usah Main Twitter”
Bahkan, ia sampai menyarankan, agar Ganjar tak lagi aktif di media sosial Twitter.
“Saran untuk Pak @ganjarpranowo, mending engga usah main twitter. Tutup akun aja. Malu sama kalimat di bio-nya Bapak,” kata Ario.
“Mental kok feodal banget. Heran, sejak periode pertama engga berubah soal ini. Bapak yang ketus ke Netizen Non-Jateng, kami, rakyat Jateng yang malu. Eman-eman, Pak. 😕,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Nessa, pengguna media sosial Twitter, @PecintaVoli—kini akun tersebut tak lagi dapat di-akses—menyampaikan kritik kepada Ganjar.
Namun, Ganjar membalas cuitan akun tersebut, dengan mempertanyakan domisili Nessa, karena ia terlihat mencantumkan kota Jakarta Barat, pada titik lokasi tempat tinggalnya.
Anda tinggal dimana? Apakah ini bener bio anda? https://t.co/EW1Ro5SREL pic.twitter.com/DZHXJKaam8
— Ganjar Pranowo (@ganjarpranowo) November 27, 2019
“Anda tinggal dimana? Apakah ini bener bio Anda?” tanya @ganjarpranowo.
Disebut Bermental Feodal
Dari situ, Ganjar yang disebut kerap mempertanyakan domisili pengkritik-nya, dianggap ketus dan arogan.
Membalas cuitan Ario, Ganjar pun mengatakan, “He he… nyuwun ngapunten ndoro, monggo disimak TL dari obrolan pelapor dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah,” jawabnya.
Tak nyaman dengan cara Ganjar membalas kritiknya, Ario pun kembali membalas politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
“Tidak perlu merendah yang dibuat-buat, Pak. Pake “nyuwun ngapunten ndoro” segala. Kita tidak sedang bermain Ketoprak. Pilihan kalimatnya, duh, bener-bener mental feodal,” keluh Ario.
“Sudah basi, Pak. Lagipula, kalau Bapak baca 2 tweet saya tersebut, point-nya adalah, Bapak berutang maaf bukan ke saya,” pungkasnya.
Baca Juga: Tito ke Anies: Dibandingkan Shanghai, Jakarta Terlihat Seperti Kampung
Diketahui, beberapa kali, Ganjar memang menanyakan domisili pengkritik-nya, yang mencantumkan kota Jakarta, pada lokasi tempat tinggal, di media sosial.
Itu pula yang menyebabkan, Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, ikut menanggapi cuitan Ganjar.
Seingat saya, tidak pernah ada satupun Gubernur DKI yg bertanya domisili pemberi kritik.
Ya gak bakal ditanyalah, secara DKI sdh jadi rumah kedua utk 3 juta komuter dari Jabar dan Banten. Bahkan jadi transit sa Indonesia 😅Kosmopolitan gitu deh. https://t.co/7Zbh0ear3Q
— Elisa (@elisa_jkt) November 27, 2019
“Seingat saya, tidak pernah ada satu pun Gubernur DKI yang bertanya domisili pemberi kritik. Ya gak bakal ditanyalah,” tulis @elisa_jkt, Rabu (27/11).
“Secara DKI sdh jadi rumah kedua utk 3 juta komuter dari Jabar dan Banten. Bahkan jadi transit sa Indonesia 😅 Kosmopolitan gitu deh,” pungkasnya.