Ngelmu.co – Menko Polhukam Mahfud Md, mengaku prihatin dengan pengeroyokan yang terjadi di tempat terbuka, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana yang menimpa Ade Armando pada Senin, 11 April 2022 lalu.
“Saya tahu [pelakunya] bukan mahasiswa, dan yang sudah ditangkap semua ‘kan bukan mahasiswa.”
Demikian tuturnya dalam perbincangan bertajuk ‘Mahfud Md Khawatir Isu Polarisasi dan Korupsi Menjamur di 2024’, Rabu (20/4/2022).
“Itu [para pelaku] memang penyusup, dan dari kelompok-kelompok memang yang orang keras lah, ya, kalau dilihat latar belakanganya.”
Begitu pernyataan awal Mahfud, sebelum akhirnya berlanjut membicarakan soal 2024, sebagaimana Ngelmu kutip dari kanal YouTube detikcom.
“Untuk tahun 2024 itu, ya, saya pribadi, agak risau. Itu siapa, ya, yang bisa menyelesaikan kasus ini… ‘kan masalah ideologis nih.”
“Polarisasi yang tajam. Masalah ideologis ini perlu orang kuat yang bisa menyatukan,” ujar Mahfud.
“[Sosok yang] Bisa diterima oleh dua-duanya, punya wawasan untuk dua-duanya, yang bisa menyatukan,” sambungnya.
Baca Juga:
Maka yang harus benar-benar dipikirkan oleh bangsa ini, menurut Mahfud, adalah pemimpin.
“Tahun 2024 itu sudah pasti pemilu. Pak Jokowi tidak lagi. Maka pemimpin yang harus muncul itu pemimpin yang bisa menyatukan.”
“Menjaga keseimbangan, dan merekatkan. Agar negara ini bisa maju, enggak kayak sekarang, saling… aduh, mengerikan kalau kita lihat.”
Masalah yang ada pada lapis kedua, lanjut Mahfud, adalah korupsi.
“Itu juga perlu orang kuat. Ini korupsinya ‘kan sudah tidak terkendali. Mau menyalahkan di mana? Orang di setiap sektor.”
“Pengadilannya begitu, parlemennya begitu, di birokrasi pemerintahnya begitu, pengusahanya begitu. Semua bekerja dengan cara-cara itu.”
Mahfud pun kemudian berpikir, “Kayaknya memang perlu satu terobosan.”
“Kalau teori klasik sih, kalau negara sudah begitu, kalau di Amerika Latin, itu biasanya muncul kudeta,” jelasnya.
“Memang itu ada teorinya… 2.500 tahun lalu, ‘kan mengatakan…”
“Kalau demokrasi itu sudah menjadi anarki, memang harus muncul apa yang disebut ‘strong leader’. Pemimpin yang kuat,” sebut Mahfud.
“Pokoknya, babat saja semua dulu, daripada negara yang hancur,” tegasnya menjelaskan teori tersebut.
@ngelmuco Bicara soal #2024 , #MenkoPolhukam #MahfudMd ♬ ID – Indonesia – Indonesia Raya – Lagu Kebangsaan (Versi Dinyanyikan) – Orkestra Internasional
Respons Publik
Video pernyataan Mahfud pun menyebar di media sosial, salah satunya Twitter, dan langsung mendapat beragam respons dari publik.
Pemilik akun @kohonussa_latu, misalnya. Ia bilang, “Kalau dari perspektif politik hukum, apa yang dibilang Prof Mahfud, tidak salah.”
“Setuju dengan Pak Mahfud. Babat saja para pembuat kekacauan, daripada negara hancur,” kata @MrsRachelIn.
“Ayo Pak @jokowi, sekali-kali gunakan cara-cara Erdogan. Tangkap saja yang suka bikin gaduh dan melawan negara,” sambungnya.
Sementara menurut @latief1163, “Bapak Mahfud ‘kan bagian dari pemerintahan.”
“Tahu ada yang enggak benar, sebaiknya memperbaiki secara internal; dari dalam pemerintahan,” imbuhnya.
“Jangan cuma kasih tahu seperti para pengamat. Namun, tidak ada kekuasaan untuk bertindak,” lanjutnya lagi.
“Kenapa enggak dari awal, Pak, menolak jadi menteri?” tanya @SFSelalu.
Namun, ada juga yang mensyukuri pernyataan Mahfud. “Alhamdulillah Pak, ini yang selama ini kami tunggu dari bapak,” ucap @arifhakim.
“Semoga bapak tetap istikamah. Ayo, Pak, mulai bersih-bersih di kementerian yang bapak pimpin,” harapnya.