Ngelmu.co – Juri, sopir mobil truk engkel yang mengangkut ribuan e-KTP yang tercecer di Bogor tersebut, mengaku tak tahu barang yang dibawa dari kantor Dukcapil Pasar Minggu, Jakarta Selatan menuju gudang di kawasan Bogor, adalah e-KTP.
Hal itu dikemukakan Juri di acara Indonesia Lawyer Club, tvOne terkait tercecernya ribuan keping e-KTP di kawasan Bogor, Jawa Barat. Juri mengatakan bahwa yang dia tahu, dia mengangkut bangku dan lemari.
“Saya tahunya bangku sama lemari. Kardus, karung ada, tapi saya enggak tahu isinya apa,” kata Juri di acara Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 29 Mei 2018.
Juri pun mengaku bahwa dirinya baru mengetahui yang terjatuh itu ribuan keping e-KTP, setelah berhenti untuk memungutnya. Saat itu, ia menceritakan bahwa ia sempat membuka kausnya untuk menampung e-KTP yang dipungutnya dari jalan.
Baca juga: Audit Ribuan E-KTP Tercecer
Juri juga menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak tahu menahu apakah yang dibawa itu KTP rusak dan ingin dimusnahkan. Juri mengatakan, karung yang di dalamnya ada ribuan keping e-KTP ditaruh di atas lemari yang ditutup oleh dua lapir terpal yang terikat rapi.
“Saya tutup pakai lapis terpal dua kali. Justru itu (kaget bisa jatuh). Terpal padahal saya ikat selalu rapi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Juri pun menyebutkan bahwa upahnya membawa barang dari orderan pihak ketiga sebesar Rp200 ribu. Ia hanya menerima tugas dari bosnya untuk membawa barang berupa lemari dan kursi, bukan e-KTP.
“Saya seringkali (bawa barang dari kantor Dukcapil) dari situ mebel,” katanya.
Terkait pengakuan Juri tersebut, seorang netizen yaitu Iramawati Oemar menuliskan pendapatnya melalui akun sosial medianya. Berikut adalah tulisannya:
Benar dugaan saya, sopir truk pengangkut e-KTP TIDAK TAHU bahwa yang diangkut adalah e-KTP.
Yang dia tahu hanya membawa lemari dan bangku-bangku bekas. Yang dia ikat hanya lemari, terpal menurutnya sudah diikat rapi.
Tali yang lepas justru tali dari karung (yang berisi e-KTP) dan kardusnya jebol.
Begitu pula sang perantara yang menerima order dari Disdukcapil, dia hanya tahu disuruh membereskan barang-barang bekas seperti lemari, kursi, dll.
Karni Ilyas berkali-kali keheranan mendengar penjelasan sopir, agak aneh – menurut Bang Karni – sudah ditutup terpal dan terpalnya diikat kok masih juga kardus bisa jatuh.
Mungkin memang gak bisa dijelaskan Bang Karni, satu-satunya alasan kenapa kardus bisa jatuh adalah “sudah kehendak Allah”!
Allah selalu punya cara tersendiri untuk membuka tabir gelap yang dibuat manusia.
Sumber: Iramawati Oemar