Ngelmu.co – Oktober 2015. Jürgen Klopp, baru saja menandatangani kontrak sebagai manajer Liverpool. Durasinya tiga tahun, dengan bayaran 15 juta poundsterling.
Saat jumpa pers pertamanya, Klopp, menyebut dirinya ‘The Normal One’.
“Saya tidak mau menggambarkan diri saya sendiri,” ujarnya, seperti dilansir Sky Sports.
“Saya adalah pria yang sangat normal, dari Black Forest. Saya ‘The Normal One’, mungkin,” sambung Klopp.
Media massa Inggris, menafsirkan kata ‘The Normal One’, itu untuk menyindir Manajer Chelsea, Jose Mourinho, yang menggambarkan dirinya sebagai ‘The Special One’.
Baca Juga: Wagub DKI, Liverpool, dan Demokrasi yang Berjarak
Juni 2020. Lima tahun berselang, dunia berada dalam kondisi New Normal. Akibat pandemi Corona yang menjalar di mana-mana. Termasuk di Inggris.
New Normal adalah kehidupan dengan kebiasaan baru, sebagai adaptasi terhadap wabah Corona. Jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan.
Di situasi New Normal inilah, Klopp, membawa Liverpool, menjuarai Liga Primer Inggris, setelah 30 tahun puasa.
Pesta juara memang tak seperti di situasi normal. Tapi euforia di media sosial tak terelakkan. Dari fans Liverpool.
Begitulah kisah Klopp, si ‘The Normal One’, yang membawa Liverpool juara, di era New Normal.
Erwyn Kurniawan
Pemerhati Sepak Bola