Ngelmu.co – Warganet menanggapi pernyataan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang terunggah di kanal YouTube Total Politik.
Pasalnya, dari puluhan menit percakapan, Pras turut membenarkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah pemimpin yang bersih.
Namun, bunyi penuturannya adalah, “Kalau dibilang Pak Anies Baswedan, bersih? Iya, bersih. Orang enggak kerja apa-apa,” ujar Pras.
Respons Warganet
Mendapati pernyataan tersebut, warganet pun merespons.
Pemilik akun Twitter @HamzaRasyidi, misalnya. Ia bilang, “Ketua DPRD DKI Jakarta juga bersih dari kaki sampai rambutnya.”
“Orang hanya duduk dibayar oleh masyarakat DKI Jakarta,” sambungnya.
Begitu juga kata @julianvieri, “Ah, bapak ketua bisa saja menyindir diri sendiri.”
“Kalau Anies, sudah banyak bukti prestasinya. Nah, sampean? #senyuminaja,” imbuhnya lagi.
“Ketua DPRD berarti enggak layak menjabat ketua,” ujar @capparuni.
“Kurang jalan-jalan lihat kemajuan Jakarta, dan buta hati terhadap pencapaian kinerja Pak Anies,” lanjutnya.
“Mundur dirilah. Makan gaji buta. Sekuat apa pun Ketua DPRD teriak menjelekkan Pak Anies, faktanya enggak sesuai kenyataan,” tutupnya.
Alasan Pras Kritik Anies
Namun, Pras juga membeberkan alasan, mengapa ia kerap melayangkan kritik di sepanjang masa jabatan Anies.
Ia menilai, selama empat tahun menjabat di ibu kota, kinerja Anies, minim realisasi.
Menurut Pras, ia menyampaikan tiap hal apa adanya.
Ia juga cerita bagaimana ketika Anies, baru menjabat bersama Sandiaga Salahuddin Uno, 2017 lalu.
Keduanya, kata Pras, pernah menyambangi ruangannya.
Saat itu mereka sepakat untuk melanjutkan pembangunan di Jakarta, dengan baik.
Namun, menurut politikus PDIP itu, sampai saat ini program serta janji-janji Anies, banyak yang tidak terealisasi.
“Ia datang ke ruangan saya dengan Pak Sandi. Saya bilang, ‘Ayo, kita perbaiki, kita teruskan yang baik, yang baik kita kerjakan’.”
“Apa yang terjadi?” kata Pras kepada kedua Co-Founder Total Politik, Budi Adiputro dan Arie Putra.
“Enggak dikerjakan semua,” sebutnya lagi.
Secara usia, kata Pras, ia lebih tua dari Anies. “Sepantasnya, dong, orang yang lebih tua memberi saran kepada orang yang lebih muda.”
“Tapi kalau sarannya semua enggak diterima, ngapain saya hormat sama dia?” sambungnya.
Baca Juga:
Meski demikian, Pras mengapresiasi salah satu pembangunan yang terealisasi di masa kepemimpinan Anies; Jakarta International Stadium (JIS).
Namun, ia juga menekankan bahwa stadion megah di Jakarta Utara yang pengerjaannya hampir rampung itu, bukan program orisinal Anies.
Pasalnya, perencanaan pembangunan JIS telah berlangsung sejak Sutiyoso masih menjabat sebagai Gubernur DKI.
Saat itu, kata Pras, Sutiyoso pengin DKI punya stadion sendiri untuk menjadi markas klub Persija.
Pada 2006, Sutiyoso mendapat lahan di Taman BMW, lokasi pembangunan JIS saat ini.
“Memang rencana sudah lama. Zaman Pak sutiyoso tidak tereksekusi, tapi sudah groundbreaking,” kata Pras.
“Memang harus dikerjakan itu, karena stadion di Jakarta, enggak ada,” imbuhnya.
Begitu juga di masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) hingga Basuki Tjahaja Poernama (Ahok).
Pemprov DKI sudah menganggarkan pengerjaan stadion, kata Pras.
“Mau siapa pun gubernur pada saat ini, pasti itu akan dibangun,” sebutnya.
“Di era Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Djarot [pembangunan stadion] dianggarkan, disiapkan anggaran,” lanjutnya.
“Tapi karena satu situasi, pertarungan pilkada, jadi terhambat,” jelas Pras.
“Lalu, Pak Anies sebagai pemenang pertarungan pilkada, ya, pasti [stadion] dikerjakan,” katanya lagi.
https://youtu.be/063X0-JOi1U